Memang… aku bukan manusia yang bisa berkata kata
Labil bambu yang bergoyang diterpa angin
Melambai lambai. Mencari posisi dengan akarnya
Pucuk pucuk sepi dengan apa yang dia punya, tanpa dia tahu apa yang dipunyainya
Dari sekian angin yang menggoyang, pohon bambu tetap terdiam
Dari kejam badai dan air yang menghantam, pohon bambu tetap adanya
Sepi ditempa kata kata

Dalam renungan mencari inspirasi
Dalam keheningan mencari Tuhan, terdiam duduk termenung mencari kata demi kata
Mencari padanan yang tak terlukiskan. Mencari solusi demi solusi
Hanya terdiam tanpa kata dan bahasa
Tak ada tetes air mata, tak ada luka luka,
Mungkin karena sudah biasa

Sayat sayat bunyi menghempas daun telinga
Peluru peluru tajam menembus batin, hati, dan pikiran
Bambu terdiam tetap adanya
Sesekali merunduk hingga tanah tak lama kemudian bangkit kembali
Masih tetap adanya karena akarnya
Bambu bambu yang lain lebih kuat, mengelilingi bambu itu
Yang kuat melindungi bambu itu, berjaga dari angin…, air…, badai dan topan

Saat semua datang menghempas
Yang kuat menyentuh satu dengan lain, berpegangan tangan dan bersilangan
tak sampai tanah
Bambu itu aman, begitu molek, indah, bersih dan mengkilap diterpa cahya mentari
Awas……….. Hati hati…………. Daun bambu itu tajam, darah merah bisa kau kucurkan.
“Uhhh…, apa itu? Sejak kapan ia mulai disitu melingkar dekat bambu bambu?”
Bambu bambu tak suka, bambu bambu tak sudi. “Apa tak ada yang lebih indah mau berlindung pada bambu bambu?”

“Aku bersumpah, kelak dia akan mati karenaku”

Sumpah tinggal sumpah, sebab tak ada satupun yang lolos dari sumpahnya yang sombong.

Suatu saat bulan purnama bambu bambu ditebang , dipotong dekat akarnya
dekat tanahnya.
Hampir semua.
Bambu itu, belum waktunya, namun sudah saatnya menjadi lain
Lebih indah dan potensi yang jelas penuh makna meskipun ia beda

Aku memang bukan manusia, yang pandai berkata kata
Aku memang bukan manusia yang melihat dengan mata
namun…
Melihat dengan hati, berbicara dengan hati, mendengar dengan hati
Bergoyang tetap terus tergoyang kala angin badai dan topan menyapa

Kian lama bambu itu kian tinggi…
Semakin mudah mencari keheningan, semakin mudah mencari Tuhan
Semakin kencang angin terasa mendera
Semakin mudah menari menari bergoyang bergoyang
Dengan doktrin akar yang kokoh

Akan tetap seperti ini dan terus seperti ini
Hingga waktu berkata bambu itu harus ditebang

Kelak, sumpah bambu pun terlaksana
Dan kesombongannya,
dilemparkan ke dalam jurang api yang dalam

========================================
Pengirim : mizz_zimonjet
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *