“Kamu egois “, katanya lemah. Aku terdiam, pikiranku buntu. Waktu berjalan sangat lambat, aku ingin lari jauh tak peduli kemana.


Kubeli semangkuk cinta
Mabuk, aku reguk semuanya

“Aku sayang kamu, tapi…”, kata kataku terputus, tidak ketemukan alasannya di kepalaku. Ia menatap tajam ke arahku.


Mangkuk itu memelukku
Pecah bersama diriku, setengah hidupku

Kami hanya tertunduk, bertanya kemana arah hubungan kami. Beberapa tahun kami habiskan dengan pertengkaran, perkara yang sama. Ia mulai menangis.


Cinta itu dirimu,
Kenapa kau cari padaku?

“Aku… harus mengikuti kata hatiku”, kataku pelan. Ia sudah terhanyut dalam tangisannya, tak lagi peduli apa apa yang aku katakan. “Sayang…”, aku memanggil lagi, “… jangan menangis… “, perkara ini harus diselesaikan, terlalu lama dia menungguku berubah.


Muara… betapa kurindukan muara
Kelam disini, lidahku kelu tak mampu bicara

“Kenapa kamu begitu kejam, aku korbankan semuanya untuk kamu…”, katanya tajam. Ada rasa ngeri di hatiku, bertanya siapakah perempuan dihadapanku. Aku hanya menyentuhnya karena kukira ia menginginkannya, tak pernah kukira…


Tambatkan disini perahumu
Bayarkan rindumu pada kepulanganmu

“Aku… tidak punya apa apa. Apa apa yang mampu kubayar untuk pengorbananmu…”, jawabku sambil tertunduk layu. Aku terjebak. Ia memberikan umpan, dan sekarang menginginkan diriku. Tak ada satupun perhatian dan pengorbanan yang mampu aku ingat. Aku tidak pernah berkorban, semua yang aku lakukan adalah keinginanku, bukan merupakan pengorbanan.


Oh… tukang perahu, antarkan aku pulang
Hanya ada serpihan mangkuk ini di diriku

“Kita akan berteman sampai tua”, jawabnya, seperti petir menghantam dadaku. Mau kemana diri kami ini? Aku pun menjawab, “Ya, kita akan berteman sampai tua.”


Senandung mengalun tak pernah jauh
Kepingan diriku kugenggam,
Hatiku diam tak mengaduh
Darah mengaliri sela tanganku

Air sungai deras menghempas
Membawa diriku kepadaku
Kulihat mangkuk mangkuk pecah ditepi
Ada diriku disana, retakkan lempung riakkan cinta

Andai semudah awan bertiup
Andai diri terbang berdua, tanpa kata kata
Andai kita semua sama
Andai kita tidak berandai andai

========================================
Pengirim : Black Knight
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *