Sanggupkah puisi mewakili hati yang terluka
(catatan tsunami Aceh, mungkin ini bukan puisi)

Sanggupkah puisi mewakili hati yang terluka sangat dalam
sedih tak terperi
saat air mata telah kering
tak sanggup menangis lagi
terdiam dalam lara yang hening?

Sanggupkah syair menutupi darah yang mengalir
dari korban korban luka
mati
atau hidup
yang tersisa?

Tak ada kata yang mampu mengekspresi rasa
luka
pedih
perih
tersayat trauma
tiada sajak yang mampu menampung airmata anak anak
yang kehilangan orangtua
rumah rumah yang luluhlantak
hancur, lebur, hanyut ke samudera atau menjadi puing di daratan
ribuan yatim piatu, dhuafa, pengangguran

hanya doa yang mampu aku kirimkan untuk kalian
teman temanku yang telah kembali kepadaNya
serta saudara saudaraku di Nanggroe Aceh tercinta
mari belajar dari pesanNya
tafakur minta ampunan dan kasihNya
bukankah Dia Maha Pencinta?

Medan 1 12 Januari 2005

Untuk sahabatku tercinta Ozeal yang telah berpulang kepadaNya dan istrinya Miranda yang belum ditemukan, mungkin saat ini kalian berdua bersama ‘Ozeal kecil” yang belum sempat melihat dunia, telah damai dalam pelukanNya. Semoga, sahabatku. Juga untuk keluarga kalian yang belum tahu entah dimana atau mungkin juga sudah tenang di sisiNya.

Untuk Ocha dan keluarga yang juga masih berharap Angga dan keluarga diselamatkanNya, harapan kami juga sama sobat. Kalau Tuhan berkehendak, apapun bisa terjadi.

Untuk sepupu Abang; Eli dan Keluarga, Er dan keluarga, serta suami Linda dll, yang masih belum ditemukan, doa kami untuk kalian, mari pasrah kepadaNya. Kalau Dia berkemauan tak ada yang mampu mengubahnya.

========================================
Pengirim : Putireno Baiak
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *