matahari di ufuk timur
kau hadir terlalu cepat hingga aku telah melewatkan masa masa kehangatan yang justru selama ini kunanti
aku telah merindukanmu hingga berjuta tahun lamanya walau dalam jari manusia ini hanyalah kisah satu hari
aku terlalu mencintaimu hingga aku hanyut ke dalam mimpi mimpimu dan terbuai dalam belaian belaian yang pernah kau kalungkan di leherku ini
aku mengerti bahwa untuk mencintaimu maka aku harus bisa memberimu sayap ketika kau ingin terbang
dan aku mengerti bahwa aku telah jatuh cinta kepadamu ketika aku menemukan aku berbaring tak berdaya dalam pelukanmu
aku mungkin hanya desah nafas yang tak berarti bagimu namun dirimu adalah desah nafas yang setia terhembus ketika aku hidup, desah nafasku adalah dirimu dan gerak hatiku adalah sebutan namamu dalam setiap langkah yang kubuat
aku hampir mati ketika tak mengingat dirimu karena saat itu nafas telah pergi jauh meninggalkanku hingga akhirnya kudengar bisikan angin di telinga yang beberkan kisah suci tentang aku dan kamu
ketika aku tahu bahwa kau adalah cawan kehidupan maka tak ragu aku tuangkan berbotol botol anggur untuk memenuhi dirimu agar tak pernah kulupa bahwa dari cawan itu aku pernah mabuk hingga tak sadarkan diri, dan ketika aku tersadar bahwa kau adalah bunga di taman surga maka tak pernah bosan aku hinggap di kelopakmu walau tak ada lagi putik sari yang dapat kuhisap
bagiku setiap kelopakmu adalah sumber inspirasi akan kenyataan
setaip duri adalah sayatan hati yang membahagiakan, setiap putik sari adalah warisan hati yang tak ternilai dalam diri ini

hei kau wanita di kerudung malam
aku ini bintang tanpa sinar karena tiada kegelapanmu
aku ini bukan hening tanpa sunyimu
jika aku ingin mendengar sebuah kisah cinta
maka biarlah aku tertidur di simpuh kakimu dengan lantunan kisah rama shinta menggelitik kupingku
aku ingin menjadi hatimu seperti aku hidup karena hati dalam tubuh ini telah tertulis namamu
aku ingin menjadi doamu layaknya penuh kusebut dirimu ketika kening ini menyentuh sajadah dengan bercucur air mata di sepertiga malam terakhir
coba kau tengok jendela kamarmu itu
disana kau akan melihat aku bergerak di sekeliling rumahmu mengikuti gerak angin
aku menjadi rumput yang mengelilingi rumahmu dengan setia
menunggu…menunggu hingga kau mau turun ke bawah untuk merenggutku dan menjadikkan diriku alas untuk kau tidur lelap melintasi malam dan waktu lelahmu
dengarkanlah syairku ini karena mungkin ini warisan terakhirku untukmu dan ketika masa telah berbicara kepadaku
maka tuangkanlah sedikit air di nisan itu sebagai tanda kau mengerti apa yang telah kuucap padamu kali ini.

========================================
Pengirim : penulisgila
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *