Bagi Anda yang bermukim di kawasan metropolitan Jakarta nama
Yogya Plaza tentu tidak asing bagi Anda. Yogya Plaza merupakan sebuah
pusat perbelanjaan yang musnah dilalap jago merah akibat kerusuhan
sekitar pertengahan Mei 1998 yang lalu. Pusat perbelanjaan yang
terletak di Klender, Jakarta Timur ini memang kini tinggal kenangan
setelah menjadi sasaran penjarahan dan pembakaran massa yang menelan
ratusan korban jiwa.

Sementara korban yang selamat antara lain seorang bocah kecil yang
masih duduk di bangku kelas satu SD. Ankak itu selamat karena saat
terjadi kebakaran ia masuk ke dalam bak mandi yang penuh air selama
tiga hari. Seiring dengan padamnya api yang membakar gedung tersebut,
beberapa orang kemudian mencoba mencari para korban telah menemukannya
di dalam bank mandi dan segera mengentasnya dari tempat tersebut.
Ajaib

Beberapa sumber mengungkap tempat itu dulunya sangat angker. Hal
tersebut karena dari seringnya kejadian aneh yang sering terjadi
di lokasi tersebut. Masih menurut sumber tersebut, sesudah peristiwa
tragis tadi, nampaknya tempat itu kini telah menjadi sebuah bangunan
kosong yang konon dihuni arwah gentayangan. Tak terhitung kejadian
kejadian aneh dan janggal yang pernah dialami beberapa orang, saat
sedang melewati gedung itu.

Pernah warga melihat peristiwa aneh, sebuah bus metromini melintas
dengan membawa penumpang berisi mayat dan tengkorak di dalamnya.
Hingga hari berganti hari tempat ini dikenal angker dan jarang
dilewati orang. Menurut penuturan M.Najib(30) banyak pedagang
kakilima yang takut melewati tempat ini.

Biasanya ada juga seseorang yang sering memanggil untuk menyetop
mobil, setelah berhenti ternyata orangnya tidak ada. Kejadian lainnya
dialami salah seorang penjual nasi goreng yang bertemu hantu setengah
badan, hantu ini hanya nampak dari perut ke atas dengan wujud yang
sangat mengerikan. Pakaian dan wajahnya hangus seperti habis terbakar.
Sedangkan potongan badan dari perut ke bawah hilang tak berbekas.

Ketika itu Pur (28) sedang pulang dari jualan nasi goreng. Dengan
gerobak dorongnya ia berjalan agak santai. Kurang lebih pukul
01.30WIB ia melintas di depan gedung kosong itu, tiba tiba ada suara
memanggil ‘bang nasinya bang�. Setelah menoleh ternyata tak ada orang
sama sekali. Padahal menurutnya jelas jelas ada orang memanggil.
Ia mencoba berusaha membuang jauh jauh perasaan yang mengganjal di
benaknya. Tetapi semakin ia mencoba, bulu kuduknya semakin berdiri.
Setelah beberapa meter ia melewati bangunan kosong tersebut, tiba tiba
nampak seseorang sedang berdiri di pinggir jalan dengan tubuh dan
pakaian seperti habis terbakar.

Pur terus mengamati sosok itu dengan seksama dan kelihatan semakin
jelas, sosok itu tidak mempunya kaki, yang nampak hanya anggota badan
dari perut kebawah dan tidak ada. Tahu kalau sosok itu berdiri melayang
dengan tidak menggunakan kaki, tanpa pikir panjang lagi Pur langsung
ambil langkah seribu. Sampai hari hari berikutnya penjual nasi goreng
itu masih trauma dengan kejadian dan belum berani berjualan seperti
biasanya.

Karena sekitar tempat ini banyak memberikan hasil bagi para pedagang
kaki lima, khususnya pedagang makanan, mereka berusaha melawan
ketakutan itu secara bersama sama yaitu dengan berjalan berbarengan,
kadang kadang sampai sepuluh orang, yang pasti mereka enggan bahkan
takut kejadian serupa terulang lagi, seperti yang pernah dialami
teman seprofesinya ketika berjalan sendirian.

Kejadian kejadian aneh itu menurut warga setempat sebagai akibat dari
penjarahan dan pembakaran, yang jenazahnya tak dapat diidentifikasi
lalu arwahnya gentayangan. Anggapan tersebut juga banyak yang
membenarkan. Seiring dengan perjalanan waktu, sekarang tempat ini
mulai diperbaiki dan diganti namanya. Ini mungkin diharapkan dapat
mengubah image minor masyarakat tentang keangkerannya dan agar dapat
menambah perkembangannya. Namun trauma dari masyarakat yang masih
membekas, apalagi yang pernah mengalami kejadian tersebut, sangat
sulit untuk dihilangkan. Sehingga keramaian pengunjung pun tak
seperti saat Yogya Plaza masih berdiri dan belum dijarah dan
dibakar massa.

Meskipun tempatnya sudah terang dan ramai pengunjung, sosok sosok
gaib itu masih suka bikin ulah, seperti yang dialami seorang pembeli
ketika sedang belanja di situ. Diceritakan Nadjib, ketika awal mula
dibukanya supermarket ini ada seorang pembeli yang sedang membeli
baju dan celana. Setelah sampai di rumah, bungkusan itupun dibuka
dan dan ternyata isinya bukan baju dan celana yang dibelinya,
melainkan sebuah kain kafan putih yang biasa digunakan untuk
membungkus mayat. Dan ternyata hal serupa dialami banyak orang
dimana banyak barang belian berubah menjadi kain kafan.

Kejadian serupa juga dialami lagi pedagang kaki lima yang biasa
menjual soto. Ketika ia sedang mengambil air untuk keperluannya
sehari hari dalam berjualan. Saat mengambil air di salah satu kran
dekat mall, ia tidak merasakan apa apa, bahkan airnya sangat bersih
sebab dari PAM. Sesampainya di tempat jualan ia dibikin kaget bukan
kepalang karena air yang diambilnya berubah semua mejadi busa atau
buih.

Boleh percaya, boleh tidak. Sosok sosok gaib itu ternyata masih
bergentayangan di tempat ini, meski bangunan ini sudah diperbaiki dan
resmi dibuka. Ini mengingat dulu saat pencarian dan pengidentifikasian
korban yang dilakukan aparat, banyak mengalami kendala karena korban
ada yang hanya tinggal tangannya saja, kepala saja serta banyak lagi
potongan potongan tubuh yang berserakan tak karuan. Sungguh, tak dapat
dibayangkan betapa tersiksanya arwah arwah gentayangan yang belum bisa
beristirahat dengan tenang.

========================================
Pengirim : Desta
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *