Seandainya kita dikasih pemerintah 24.000 US tiap hari dan disuruh menghabiskannya, apakah yang akan dilakukan?
Uang 24 ribu dollar itu harus digunakan selama 24 jam, tak bisa ditabung atau disumputin.
Kalau tidak, uang itu akan hilang selamanya.

Tentu saja kita akan menikmati hidup, membeli apa saja yang kita mau dan perlu.
Sisanya kita kasih keluarga, tetangga, kawan atau disumbangkan buat amal ibadah.
Kita akan habiskan semuanya dengan bijaksana.
Kita gunakan buat meningkatkan mutu hidup disekitar kita.
Bukankah begitu?

Tapi kalau kita ganti 24 ribu dollar itu dengan waktu 24 jam yang juga harus dihabiskan tiap hari, apakah yang akan kita lakukan?
Waktu berjalan terus sepanjang hari.
Tak ada orang atau ada pemerintah yang mampu menghentikan jalan waktu atau memutar balik.
Waktu yang kita punya hari ini harus dipakai habis hari ini.
Makanya kata nenek, gunakanlah waktu itu sebaik mungkin.
Berikanlah arti dalam hidupmu, masyarakat dan alam lingkungan.
Ciptakan sesuatu yang bahagia dan penuh kasih sayang.
Sehingga jika waktumu tiba, kau puas dan tak punya penyesalan apa apa.

Seandainya kita mau tahu apa arti waktu 1 tahun, tanyalah mahasiswa yang tak lulus ujiannya.
Seandainya kita mau tahu apa arti waktu 1 bulan, tanyalah seorang ibu yang melahirkan bayi prematur.
Seandainya kita mau tahu apa arti waktu 1 minggu, tanyalah kepada redaksi dan editor dari majalah mingguan seperti “MINGGU PAGI”.
Seandainya kita mau tahu apa arti waktu 1 hari, tanyalah mereka yang akan kawin dan pergi meninggalkan rumah keluarga.
Seandainya kita mau tahu apa arti waktu 1 jam, tanyalah seorang Romeo yang sedang menunggu kedatangan Juliet.
Seandainya kita mau tahu apa arti waktu 1 menit, tanyalah mereka yang ketinggalan kereta api atau kapal terbang.
Seandainya kita mau tahu apa arti waktu 1 detik, tanyalah seorang yang tertimpah musibah karena kelalaian dalam sedetik.

Yesterday is history.
Tomorrow is mistery.
Today is a gift
Thats why its called the present
Makanya hargailah waktu dan kesempatan yang kita punya.
Jangan disia siakan karena ia pergi dan tak akan pernah kembali lagi.
Berbuat baik buat siapa saja, dimana saja dan kapan saja, seakan hidup berakhir esok hari.
Bekerja dan berbuat apa saja yang berguna buat tanah air dan bangsa dengan jiwa Chairil Anwar yang ingin hidup seribu tahun lagi.

“Dan tangan kan kaku, menulis berhenti
kecemasan derita, kecemasan mimpi
berilah aku tempat di menara tinggi
di mana kau sendiri meninggi.”
dari puisi “Kepada pelukis Affandi”
1946 Chairil Anwar.

Melbourne 2004.

========================================
Pengirim : Lasma Siregar
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *