Taufik merasa ada yang tak beres dengan kondisi tubuhnya. Setiap bangun
pagi, menghadapi hari yang cerah, badannya merasa lemas tak bertenaga.
Perasaan seperti daging tubuhnya terpisah dengan tulang. Setiap hari Taufik
merasa badannya demam. Yang paling menjengkelkan adalah diare yang makin
sering dialami. Tidak pandang lokasi dimana, perutnya tak mau diajak kompromi.
Batukpun sudah menjadi kebiasaan sehari hari Taufik
sejak beberapa bulan yang lalu. Pada malam hari menjelang tidur, tak jarang
tubuhnya mengeluarkan keringat. Tetapi, meskipun telah banyak dokter yang telah
dikunjungi, banyak obat yang telah diminumnya, namun gejala ini tak kunjung
hilang dari tubuhnya.
Dalam rangka Hari AIDS sedunia, pada tanggal 1 Desember ini, informasi yang
disajikan pada halaman Kesehatan SPM adalah mengenai penyakit tersebut. AIDS
adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome atau jika
diterjemahkan secara sederhana menjadi Sindroma Kekurangan
Kekebalan Tubuh yang Didapat. Sindroma (kumpulan gejala) yang bisa diderita
seseorang akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Sejarah
AIDS bisa didefinisikan sebagi suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit
dengan karakteristik berkurangnya kekebalan tubuh (immune deficiency) yang
merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. Pertama kali kasus AIDS dilaporkan
di Amerika Serikat pada sekelompok homoseks di Kalifornia dan New York City
pada tahun 1981. Pada waktu itu ditemukan
adanya sarkoma Kaposi, Pneumonia Pneumocystis carinii dan beberapa gejala
klinis yang tidak biasa pada kelompok tersebut (disebut dengan infeksi
oportunistik). Akhirnya diketahui bahwa penyakit dan gejala di atas diakibatkan
oleh penurunan kekebalan tubuh pada kelompok tersebut.
Bagi orang yang sehat dan mempunyai kekebalan tubuh normal, tidak mudah untuk
memperoleh infeksi oportunistik tersebut. Kasus kasus serupa dengan cepat
sekali juga dilaporkan dari belahan dunia lainnya seperti Eropa Barat,
Australia, Amerika Latin, Afrika dan Asia.
Virus pelemah daya tahan tubuh manusia
Setelah dua tahun, tepatnya pada tahun 1983, suatu tim ahli yang dipimpin oleh
Luc Montagnier berhasil menemukan suatu virus yang disebut LAV
(Limphadenopathy Associated Virus). Bersamaan dengan itu, virus yang sama juga
ditemukan oleh peneliti AS, Robert Gallo dkk., dan diberi nama
HTVL 3 (Human T cell Lymphotropyc virus tipe 3).
Tentu virus tersebut ditemukan pada pasien pasien yang dirawat karena AIDS.
Maka sejak saat itu (1985), para ahli sepakat bahwa mereka yang mempunyai
gejala seperti disebutkan di atas, penyebabnya adalah akibat infeksi virus yang
dijuluki Human immuno deficiency Virus (HIV). Dalam bahasa sehari hari kata HIV
bisa diterjemahkan sebagai virus yang bisa melemahkan daya tahan tubuh
manusia.
Tubuh manusia mestinya tidak mudah memperoleh infeksi ataupun jika memperoleh
infeksi maka ada bala tentara (sistem kekebalan) untuk melawannya. HIV
melumpuhkan sistem pertahanan tubuh sehingga tubuh pengidap menjadi tak berdaya
dan mudah diserang oleh serbuan pelbagai
bibit penyakit lainnya. Penurunan kekebalan tubuh akibat infeksi HIV akan terus
menerus bertambah parah. Penderita bisa meninggal karena bibit bibit penyakit
menjadi berkembang biak dengan suburnya dan menggerogoti sel sel tuan rumahnya.
Tanda tanda penderita AIDS
Seperti (sebut saja namanya) Taufik yang diceritakan di atas, gejala yang
ditampilkan oleh penderita AIDS terbagi atas:
1. Gejala Mayor
a. Penurunan Berat Badan lebih dari 10%
b. Diare kronik lebih dari 1 bulan
c. Demam lebih dari satu bulan (secara terus menerus atau hilang timbul)
2. Gejala Minor
a. Batuk terus menerus lebih dari satu bulan
b. Radang/infeksi kulit yang menyeluruh
c. Sering memperoleh penyakit Herpes zoster maupun Herpes simpleks
d. Terdapat infeksi jamur di mulut/tenggorokan jenis Kandida
e. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menyeluruh
Dicurigai sebagai penderita AIDS jika paling sedikit ada dua gejala mayor dan
satu gejala minor yang tidak ada sebab sebab penekanan kekebalan tubuh yang
lain seperti mengkonsumsi obat obat penekan kekebalan tubuh (biasanya pada
penderita kanker), tubuh kekurangan gizi
berat (malnutrisi) atau penggunaan kortikosteroid yang lama, dll.
Untuk memastikan apakah Taufik menderita AIDS atau tidak, tentu perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium lebih lanjut (baca artikel: Berbagai uji untuk
memastikan mengidap HIV/AIDS).
Meningkat pesat di Papua
Sejak tahun 1987 hingga saat ini (November 2002) telah ditemukan kasus HIV/AIDS
di Indonesia sebanyak 3.374 kasus yang terdiri dari 2417 pengidap HIV dan 957
penderita AIDS (363 pengidap AIDS telah meninggal).
Dalam tiga bulan terakhir (Agustus Oktober 2002) terdapat terdapat
penambahan 219 pengidap HIV yang berasal dari DKI (2), Bengkulu (4), Riau (9),
Jabar (4), Kaltim (16), Sulteng (3), Papua (180), dan Sumut
(1).
Sedangkan dalam periode yang sama, penderita AIDS bertambah 205 yang berasal
dari Sumut (9), Riau (2), DKI (16), Jateng (1), Jatim (69), Kaltim (1), Bali
(1), NTT (2), dan Papua (104).
Angka yang tinggi pada Propinsi Papua, menjadikan kecemasan pelbagai pihak
pemerhati masalah ini, termasuk Chris W Green dari Yayasan Spiritia. Dalam
e mail pribadinya, Chris menyebutkan bahwa ia sangat prihatin dengan masalah
AIDS di Papua, yang bukan tidak mungkin keparahannya akan menjadi seperti di
Afrika sub Sahara, jika tidak cepat cepat diambil tindakan.
Masalah yang tampak saat ini barulah merupakan puncak gunung es, karena masih
banyak pengidap HIV/AIDS yang
belum terdeteksi.
Masa Inkubasi
Sejak HIV masuk ke dalam tubuh manusia, maka virus itu memerlukan waktu
rata rata sekitar 5 10 tahun baru menampakkan gejala yang disebutkan di atas.
Rentang waktu ini sangat bervariasi dari 6 bulan hingga lebih
dari 10 tahun. Meskipun belum menampakkan gejala (terlihat sehat), tetapi
pengidap sudah potensial untuk menularkan virus tersebut kepada orang lain. HIV
terdapat dalam darah dan cairan tubuh orang tersebut.
Virus ini sangat senang hidup (dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak) di
darah, sperma, cairan vagina dan leher rahim serta cairan otak. Dalam jumlah
sangat sedikit bisa ditemukan dalam air liur, air mata, air seni, keringat dan
air susu.
Cara Penularan
Sesungguhnya tidak mudah seseorang memperoleh infeksi HIV. Tidak seperti virus
influenza, HIV tidak bisa ditularkan melalui batuk, bersin, sentuhan ataupun
pelukan dengan orang yang dalam tubuhnya mengandung virus tersebut. HIV juga
tidak bisa ditularkan melalui gigitan serangga ataupun makanan. Ini berarti
bahwa virus itu tidak ditularkan melalui kegiatan sehari hari seperti
menggunakan cangkir atau mangkok, pakaian atau dari toilet. Tidak juga karena
merawat orang yang terinfeksi HIV atau AIDS.
Penularan biasanya terjadi akibat:
a. Hubungan seks dengan orang yang sudah terinfeksi HIV, tanpa kondom
Bahayanya, meskipun orang tersebut tampak sehat, tetapi seseorang yang dalam
tubuhnya sudah ada HIV,
bisa terjadi penularan ke pasangan aktifitas seksualnya. Infeksi cara ini yang
paling umum terjadi, yaitu sekitar 80 90% dari kasus AIDS.
b. Penggunaan alat suntik
Biasanya alat suntik yang dipergunakan adalah jarum yang steril atau yang
sekali pakai (langsung dibuang). Namun pada kelompok pencandu narkoba, banyak
alasan yang membuat mereka sering menggunakan alat suntik berganti ganti.
Penularan cara ini merupakan 5 10% dari total kasus.
Kenyataan, penggunaan yang tidak steril ini tak hanya terjadi pada mereka yang
tidak mengerti mengenai sterilisasi. Meskipun hanya 0,1%, para petugas
kesehatan bisa memperoleh infeksi HIV akibat ketidak sengajaan maupun karena
memang menyediakan alat suntik yang tidak steril.
Selain itu pula, kejadian yang sering luput dari perkiraan adalah cara infeksi
via jarum akupunktur, tato, maupun tindik telinga.
c. Transfusi darah yang tercemar HIV
Kasus infeksi HIV akibat transfusi darah, terjadi sekitar 3 5% dari total kasus
sedunia. Karena itu pastikan darah yang akan ditransfusi sudah bebas dari HIV.
Darah Palang Merah Indonesia (PMI) sudah diskrining untuk virus HIV ini.
d. Penularan Ibu ke bayi
Jika Ibu yang terinfeksi, maka virus ini bisa menular ke bayinya baik sewaktu
dalam kandungan (janin), maupun sewaktu menyusui.
Prosentase kasus ini adalah kurang dari 0,1% dari total keseluruhan kasus.
Masa depan Penanganan AIDS
Para ilmuwan, dokter dan ahli farmasi di seluruh dunia berusaha keras untuk
menemukan vaksin HIV, dan mengembangkan obat obatan untuk penyakit penyakit
yang ada kaitannya dengan AIDS. Meskipun telah banyak yang mereka temukan,
sampai kini pengobatan untuk penyembuhan masih
sukar terlaksana. Kendalanya macam macam antara lain: sulitnya pengidap
HIV/AIDS untuk meminum obat dengan teratur, adanya efek samping jangka panjang,
dan resistensi silang antar berbagai obat antiretroviral.
Itulah sebabnya seperti yang tertulis dalam salah satu informasi yang bisa kita
baca di internet, penting bagi kita, bagi banyak orang, untuk bersatu berbagi
informasi tentang bagaimana kita dapat mencegah penyebaran HIV. Kita semua bisa
belajar tentang kenyataan sebenarnya
mengenai penyakit itu, dan membantu orang lain agar memahami apa yang harus
mereka lakukan untuk melindungi kesehatan mereka dan kesehatan pasangan mereka
serta keluarga mereka
========================================
Pengirim : Barry Kusuma
========================================