Pemilu dimulai dengan pesta kampanye pada esok hari, tepatnya hari Kamis, 11 Maret 2004. Para aktivis partai makin sibuk ngurusin tetek bengek untuk pawai.
Pawai? ya inilah ciri yang paling menyolok dalam pemilu di negeri dimana hukum semakin tak berguna. Masyarakat hanya tahu kalau kampanye itu adalah sama dengan pawai tujuhbelasan. cuma bedanya, pada pawai tujuhbelasan tidak perlu teriak teriak dan melotot. Nah, kalau pawai kampanye, diperlukan yang namanya teriak, ngebacot, melotot, dan kalau perlu memaki lawan politik.
Hari ini memang belum dimulai. tapi hawa arogan sudah mulai terasa. Mereka yang fanatik dengan partai tertentu sudah mulai memandang dengan emosi kesal lambang partai lain yang menempel di sekitar jalan dekat rumahnya. Hah? hanya melihat stiker lambang partai saja begitu? Gimana kalau mereka bertemu langsung dengan aktivis partainya? Wah, saya kira ada dua kemungkinan. yang pertama adalah mereka akan saling cuek (dalam bahasa langit adalah merapuhkan silaturahmi) dan kemungkinan lainnya adalah …… (lihat kenyataan saja di sekitar anda)
Tapi kita masih boleh berharap agar pawai pemilu bisa berjalan tertib. karena berharap adalah cara terakhir melepaskan diri dari kekecewaan. Terutama kekecewaan terhadap partai partai yang dijamin bakal melupakan aspirasi rakyat tatkala kekuasaan sudah lengket di tangan. Lihat saja nanti.
========================================
Pengirim : mataharitimoer
========================================