Lantas apalagi yang tersisa bagi harapan
jika terus bergelimang antara gamang hampa makna
kian gemetar pada diri dan bayang bayang.
=============================
Dari puisi : Kembali ke laut.
Oleh : JJ. Kusni
Paris, Maret 2004.
Apakah arti bahagia?
Apakah ia perlu dicari atau datang sendiri kalau waktunya telah tiba?
Ataukah hanya bisa dekat dan bertemu secara kebetulan saja. Aku tak tahu dan kawanku tak ada yang mengerti seluk beluk bahagia yang penuh tetek bengeknya. Kadang kadang aku merasa (tak jelas mengapa), apa sih artinya diriku diantara berjuta dan berjuta orang yang bernafas di kolong langit ini.
Seandainya aku diculik UFO dan lenyap besok, siapa yang kehilangan? Selain keluarga dan kawan Dunia dengan deru campur debunya akan tetap berjalan tanpa diriku. Aku tak punya arti apa apa selain setetes air di lautan.
Bahagia?
Apakah bisa dicari, dimiliki, dipiara atau disimpan?
Ataukah bagai kupu kupu yang datang dan terbang dalam sejenak?
Terus terang aku tak bisa bilang bahwa aku pernah memiliki apa yang disebut “bahagia” ini. Nampaknya semakin dicari semakin jauh ia menghilang. Bagai teka teki atau misteri yang sukar dipahami. Tinggallah rasa hampa di dada
Dalam renungan terkadang ia datang mendekat tapi bagaikan ikan belut selalu lolos dari genggaman.
Bagaimana dengan dirimu?
Apakah kau bahagia?
Apa yang membuatmu bahagia?
Apakah kau sanggup hidup di dunia ini tanpa bahagia? Mengapa? Apakah kau bisa melatih kami untuk jadi jagoan atau pendekar kebahagiaan?
Aku bahagia bertanya tentang bahagia.
Semoga kau selalu bahagia menjawab pertanyaan tentang bahagia.
Siapa tahu kita bisa bahagia tanpa bicara soal bahagia?
Melbourne 2004
========================================
Pengirim : El Camino
========================================