Saya baru menikah beberapa minggu yang lalu setelah sekian tahun lamanya saya bergumul dan berdoa kepada Tuhan mengenai siapakah pria yang akan mendampingi hidup saya kelak. Kemudian doa saya dijawab Tuhan dengan tepatnya pada tanggal 14 February 2004 yang lalu saya menikah setelah sebelumnya menjalin hubungan selama setahun lebih dengan laki laki yang sekarang menjadi suami saya.

Lucunya, laki laki yang saya nikahi adalah orang yang semula tidak saya sangka sama sekali akan menjadi suami saya, tapi saya percaya Tuhan memiliki rencanaNya sendiri yang indah dan mulia
dengan menyatukan kami berdua.

Suami saya seorang insinyur, sama sekali bukan orang yang romantis tetapi penuh pertimbangan matang sebelum melakukan segala sesuatu.

Contohnya dalam hal hal pengeluaran keuangan pun dia sangat berhati hati berbeda dengan sifat saya yang boros dan suka berbelanja. Juga dalam berbicara, dia orang yang cenderung bicara apa adanya, tanpa basa basi dan hanya berbicara pada intinya, lagi lagi berbeda dengan sifat saya yang ramai, ceria, suka bicara dan cenderung senang memanjang manjangkan kalimat baru masuk kepada inti pembicaraan.

Tak jarang, perbedaan ini seringkali menimbulkan
gesekan gesekan kecil dalam rumah tangga kami. Tetapi kemudian saya menyadari betapa suami saya adalah seseorang yang sangat unik (mungkin yang paling unik) dari semua sahabat yang Tuhan pernah berikan kepada saya, dimana sekarang dia menjadi sahabat saya yang paling intim.

Justru dari perbedaan yang kami miliki ini menjadikan kami berdua saling melengkapi satu sama lain karena saya tidak menikah dengan seseorang yang merupakan bayangan dari diri saya melainkan seseorang yang dapat menjadikan hidup saya lebih berkualitas dengan hidup bersamanya.

Saya menyukai sifat suami saya yang sabar, penuh tanggung jawab, mandiri, jujur, penyayang dan terpenting takut akan Tuhan.

Tuhan kadang memberi sesuatu kepada kita berupa
hal hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Saya bersyukur melalui goresan pengalaman hidup akhirnya saya menikah dengan pria yang terbaik yang Tuhan beri, bukan orang yang sudah sempurna sehingga rasanya saya tidak layak mendapatkannya seandainya ada orang
seperti itu dan saya yang terpilih menjadi istrinya.

Akan tetapi seseorang yang tidak sempurna yang Tuhan beri untuk saya, namun disitulah keunikan rencana Tuhan sehingga kami berdua bisa saling mengisi, diproses, dibentuk untuk menjadi lebih baik lagi.

Tuhan kadang mempertemukan kita dengan orang orang yang kurang tepat dimasa lalu, namun tak jarang kitapun mendapatkan banyak pelajaran baik dari teman, sahabat atau siapapun juga yang pernah hadir dalam kehidupan kita.

Yakinlah, setiap orang yang pernah Tuhan ijinkan hadir dalam kehidupan kita pasti mendatangkan kebaikan bagi hidup kita sekarang atau masa yang akan datang, dimana pada saat itu mungkin
kita belum menyadarinya. Pengalaman hidup mengajarkan pada saya untuk menghargai suatu cinta dan hubungan dengan sesama, dimana sekarang saya merasakan buah dari semua itu dalam hubungan saya dengan suami saya.

Percayalah bahwa makna terdalam yang ingin Tuhan berikan adalah bahwa Ia tidak mungkin menyia nyiakan anakNya. Jika saat ini anda sedang bergumul mengenai pasangan hidup, sabarlah dalam penantian dan percayalah pada Tuhan yang akan memberikan yang terbaik pada anda. Dan jika orang yang anda nantikan itu sudah datang, bersukacitalah dan jangan pernah melepaskannya
karena belum tentu kesempatan berikutnya akan datang.

Tetap setia pada Tuhan, lakukan apa yang menjadi
keinginan hatiNya. Jika saat ini anda sudah memiliki
pasangan hidup, syukurilah itu sebagai anugerah
terbesar yang sudah Tuhan beri, dimana anda akan
melihat seseorang yang merupakan tulang dari tulang anda dan daging dari daging anda.

Anda akan melihat sebagian dari jiwa anda di dalam dirinya.

========================================
Pengirim : Mahadhewi
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *