Apakah bedanya, seorang biasa, cerdik cendikia, dan seorang bijak ?
Si cerdik berkata, � Kau banyak akal �
Orang biasa tertawa jumawa mendengarnya,
Sementara si cerdik berkata dalam pikirnya, � Ku tipu dia �
Sang bijak berkata, � Kau panjang akal �
Si cerdik tersipu, lalu tenggelam menyelidik maknanya
Sementara sang bijak berkata dalam pikirnya, � Semoga kau bahagia �
Orang biasa dan si cerdik berkata, �Wahai sang bijak, kaulah si luas akal �
Sang bijak menunduk sedih, lalu berkata, � Tidak seluas yang aku inginkan �
Dan mereka terdiam karenanya
Dan mereka terdiam karenanya
Adakah batasan akal ?
Apakah mengukur jarak alam semesta,
Menetapkan bilangan hingga berhingga
Menyebabkan kemenangan akal manusia ?
Ataukah sebenarnya kekalahan yang nyata,
Karena di saat yang sama,
kita,
Masih tak dapat mengukur benda yang sungguhpun dekat
Namun tak terkira dalamnya
Hati kita.
Adakah batasan akal ?
Akhir April, 2004
Denny Monoarfa,
e mail : dennybaonk@telkom.net
========================================
Pengirim : dennybaonk
========================================