Saat beberapa orang tak punya pemimpin, Nabi pernah mengilustrasikan sebagai domba yang tercerai dari komunitasnya dan dalam ancaman terkaman srigala. ilustrasi tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya kepemimpinan bagi sebuah komunitas, kawanan, kelompok, komplotan, apalagi sebuah bangsa. dengan adanya pemimpin, berarti orang orang yang dipimpin akan mendapatkan PANDUAN dan PERLINDUNGAN.
Tapi memilih pemimpin itu ternyata bukan urusan gampang. Apalagi jika pemimpin itu harus bisa memandu dan melindungi rakyatnya. sebagai pemandu, pemimpin adalah sosok yang layak diteladani. cara hidup dan sikap hidupnya merupakan panduan bagi pengikutnya. dalam konteks agama, hal tersebut dapat dilihat pada aspek ritual. pada konteks lainnya, misalnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bilakah pemimpin atau presiden menjadi panutan atau panduan.
Sebagai pemandu, pemimpin adalah orang yang mengajak pengikutnya menuju pada satu tujuan. terserah apakah tujuan itu baik atau buruk, benar atau tidak, yang namanya pemimpin, harus mempunyai visi yang menuju visi tersebutlah rakyat dipandu dan diarahkan.
Ketika kita memilih seorang presiden, maka kita harus konsekuen untuk mengikuti panduannya menuju visi yang sudah dikampanyekan sebelumnya. begitu juga presiden, harus konsekwen dalam membawa rakyatnya menuju visi tersebut. jika rakyat tidak konsekuen dalam mengikuti panduan presiden, bisa saja rakyat tersebut dijuluki mbalelo, oposan, bahkan subversif dan pantas dihukum. Tapi bagaimana jika presiden sendiri yang tidak konsekwen dengan janjinya saat kampanye? belum pernah ada konsekuensinya selama ini.
begitulah negeri ini apa adanya, presiden adalah pemandu atau teladan. Jika pemimpinnya korup, maka infrastruktur hingga yang paling rendahpun juga berusaha meneladaninya sebagai koruptor. Jika pemimpinnya senang mencela orang orang yang berbeda paham, begitu pula dengan bawahannya, bahkan rakyatnya yang senang menjela perbedaan. Jika pemimpinnya gede ambek dan pemarah, wajar saja kalau aparat keamanannya gampang dikompori, represif, dan menteror, menculik, asal tembak, asal gebug. Jika pemimpinnya plin plan, jangan heran kalau aparat hukumnya bisa ditawar dengan kekayaan ataupun ketakutan.
Menjadi pemimpin berarti juga menjadi pelindung. pemimpin harus melindungi rakyatnya dari ancaman terkaman srigala. Begitu banyak srigala dalam fenomena kehidupan negeri ini.
Presiden harus mampu melindungi rakyat dari srigala ekonomi, yang merampas sumber kekayaan bangsa untuk kepentingan pribadi dan kroninya. Presiden harus melindungi rakyat dari srigala konglomerat yang memonopoli sektor ekonomi sehingga rakyat tidak kebagian lahan usaha. Presiden harus melindungi rakyatnya dari srigala besi yang semaunya bertindak represif terhadap rakyat yang berani bicara jujur tentang kesalahan birokrasi. Dari srigala budaya, yang memformat kebudayaan bangsa menjadi kebudayaan asing yang bebas nilai moral dan agama. Dari srigala hukum, yang menjerumuskan rakyat pada ketidaklogisan hukum dalam memutuskan perkara. Dari srigala politik yang memecah belah kebersamaan menjadi pertikaian SARA. Dari srigala teroris, yang menciptakan ancaman ledakan kepala manusia di tengah keramaian. Dari segala srigala yang membuat rakyat tak aman, tak tentram, tak damai, tak kenyang, dan tak dipedulikan.
Kita menyadari bahwa srigala srigala tersebut sudah terlalu lama mencengkeram bangsa ini. Sejak orde lama, orde baru, orde reformasi, orde rekonsisi, hingga detik ini, pemimpin bangsa, mulai dari presiden hingga ketua RT masih belum bisa menjadi panutan apalagi melindungi rakyat. Hanya orang orang kaya dan berkuasa yang mendapatkan panduan dan perlindungan untuk terus memperkaya diri sementara rakyat makin melarat, nyanyian malam makin menyayat.
Ini renungan untuk siapa saja yang mau menjadi pemimpin di Indonesia. mulai dari RT hingga Presiden. Beranikah anda membuat kontrak politik dengan rakyat, jika kalian tak mampu menjadi pemandu dan pelindung? Jika anda tidak berani, jangan maju jadi calon pemimpin, terutama menjadi presiden rimba Indonesia. Sebab anda hanya akan menjadi raja srigala baru
12 Mei 2004
========================================
Pengirim : mataharitimoer
========================================