sebagai laksa aku ingi bicara kepadamu
seperti angin
mendengung dan mengaum
melewati malam berkerudung kabut
“kenapa kita harus peduli dengan nasib”
sementara ketawa terus membahana saja
dan tangis serasa sayatan api
membara
dan kita terluka
jalani saja, seperti meraba sajak dalam mimpi
siang atau malam hari
“iya toh….”
jogja juni 2004
========================================
Pengirim : jimbo
========================================