Ya Saya orang yang sangat perduli. Saya sangat perduli dengan lingkungan saya dan saya sangat perduli dengan orang lain. Atau kita bisa mengatakan banyak hal lainnya yang mendukung bahwa adalah seorang yang sangat perduli. Tapi, kita bisa memeriksa diri dengan beberapa test yang mungkin hasilnya dapat menunjukkan tingkat keperdulian kita sesungguhnya.
Test yang pertama, ambillah foto bersama yang anda lakukan pada saat seminar atau retreat atau KKR atau kegiatan bersama yang lainnya. Siapa yang anda cari pertama kali pada saat anda melihat orang orang di dalam foto? Anda sendiri, pasangan hidup anda, sahabat atau teman anda atau orang yang sama sekali tidak anda kenal?
Survey membuktikan, kebanyakan orang akan lebih memperhatikan diri sendiri. Kalau foto bersama tidak menampilkan diri kita atau orang yang kita cintai, sudah pasti foto itu tidak akan kita beli. Untuk apa? Begitu alasannya. Tindakan demikian tentu saja wajar dan sangat wajar. Tidak perlu malu untuk mengakuinya.
Yang kedua, perhatikanlah baik baik, pada saat terjadi pernikahan di gereja atau akad nikah di mesjid dan yang menikah adalah saudara dan saudari seiman kita, tetapi, kita tidak mengenal dia, apakah kita akan melakukan pelayanan yang terbaik? Kalau kita menjadi penyambut tamu, kita akan tampil sangat seadanya. Bahkan kita pun hanya sekedar mengetahuinya saja tanpa ada niat sedikitpun untuk hadir walaupun punya kesempatan untuk hadir.
Bagaimana kalau yang menikah adalah anak, adik, kakak atau sahabat terbaik kita? Sudah tentu persiapan menjelang upacara pernikahan pun menjadi urusan kita. Segala galanya akan dipersiapkan yang terbaik. Kita menyewa jas yang terbaik, pergi ke salon yang terbaik, merapikan dandanan dan sebagainya.
Pokoknya yang terbaik. Yang menikah adik saya lho, kamu datang ya Kata kata itu akan kita ucapkan, kita meminta orang untuk datang bahkan orang yang enggan datang pun bisa datang karena kata kata kita.
Anehnya, kita tetap merasa bahwa kita adalah orang yang perduli, sangat perduli. Walaupun survey membuktikan yang sebaliknya. Kita mempunyai kecenderungan untuk lebih perduli terhadap diri sendiri dan urusan sendiri. Bagaimana bisa kita dikatakan orang yang perduli?
Yang dituntut oleh Allah adalah kita pun memperlakukan orang lain sama seperti kita ingin diperlakukan. Kalau anda mau yang terbaik dalam segala kebutuhan anda, itu juga yang harus anda berikan bagi orang lain. Itulah keperdulian sejati. Itu namanya anda perduli terhadap orang lain, perduli terhadap sekitar anda, bukan hanya diucapkan melalui perkataan saja.
Itulah yang dikehendaki oleh Allah, bayangkanlah bagaimana jadinya jika semua orang saling memperhatikan, semua orang memberikan yang terbaik dalam hidup mereka untuk kepentingan orang lain. Sesuatu perkara besar tentu akan terjadi. Setiap orang akan merasakan tali kasih yang hangat manjalin menjadi satu. Kasih yang sesungguhnya akan mengalir, kasih yang hangat.
========================================
Pengirim : Hotmian Haro
========================================