Ipung, adalah nama kucing Yani yang masih bayi. Ia terpaksa dipisahkan dari
ibunya, karena Yani merengek ingin memiliki kucing. Maka ditukarlah Ipung dari
keluarga paman yani dengan anak anjing Piup.
dannbsp;Piup, sudah dua kali menjadi ibu. Anaknya sekarang masih ada dua ekor,
baru berumur dua minggu.
Ipung menangis sedih. Mencari dannbsp;susu ibu tiada ditemuinya. Melihat
anak anak anjing yang sebaya dengannya, Ipung memandang sendu. “O, alangkah
bahagia kau punya ibu.” Begitu kira kira pikir Ipung.dannbsp;
Yani menjadi iba melihat Ipung, sebab ia sangat sayang kepada kucingnya.
Dicobanya memberi susu kaleng, tapi Ipung tak suka. Rasa susu kaleng mungkin
berbeda daripada susu ibu.
Melihat Ipung, Piup menggeram. Tetapi tidak menggigit. Dia mungkin juga tahu,
ahwa anak kecil bukan untukdimusuhi. Meskipun anjing dan kucing bermusuhan
sejak nenek moyang mereka. Piup rupanya telah meninggalkan warisan perasaan itu.
Karena Piup tidak menggigit Ipung, Yani mendekatkan Ipung pada Piup. “Piup…
Piup, sayang, bagi air susu untuk Ipung, ya?” Didekatkannya Ipung ke perutnya.
Diletakkan di antara kedua bayi anjing.
“Hu… Hu…,” Piup menyepak. “Anakku sudah diambil satu, mengapa sekarang
ditukar dengan anak Kucing?” kira kira begitulah pikir Piup.
“Ayo, Piup, kasihan Ipung,” Yani menyodorkan Ipung lagi kepada Piup. Ketika dia
masih menyepak nyepak juga, Yani menyentik kuping Piup. Ia mengkeret takut.
“Kau tidak kasihan, Ipung. Lihat, betapa dia ingin menyusu?” Dengan mata
berkedip kedip Piup memandang Yani. Seakan akan mengatakan, “Maaf saja, aku tak
dapat membagi air susuku.”
Ipung berteriak makin nyaring. Teriak kelaparan. “Ngeong … ngeong… ” Piup
memandanginya. Mulut Ipung disodor sodorkan ke depan mencari susu. Jalannya
terhuyung huyung. Suaranya menjadi serak. Piup kembali memandang Yani, yang
tetap menungguinya.
Dicobanya lagi mendekatkan Ipung kepada Piup. Tidak ada suara menggeram.
Didekatkan Ipung ke perutnya. Piup diam saja. Yani makin berani. Ditempelkannya
Ipung ke susu Piup yang tidak disusu oleh kedua anak Piup.
Ooh, cepat Ipung meraih. Cut… cut….cut, suara kenyutan mulut Ipung
menemukan susu. Kedua tangannya ditekan tekan ke perut Piup. Rupanya supaya
lebih banyak air susu yang keluar.
Nampaknya Ipung haus sekali. Dengan lahap ditelannya air susu Piup. Ipung telah
berhenti mengeong. Piup memandanginya. Matanya berkedip sabar.
“Biarlah, aku sekarang sudah menyerah. Air susuku masih banyak. Kau boleh
menggantikan anakku yang diambil orang.” Begitu kira kira pikiran Piup.
Ketika kedua anak Piup sudah kenyang, mereka berhenti menyusu. Ipung mulai
belakangan, jadi rupanya belum kenyang.
Melihat Ipung disusui Piup, Yani berdiri bersorak riang. “Piup mau menyusu
Ipung, Piup anjing yang manis,” Yani menari nari mengelilingi anjing anjing dan
kucingnya, lalu masuk ke dapur.
“Ibu, lihatlah Piup sekarang sudah tidak marah lagi. Dia sudah mau disusui
Ipung.”
“Naluri ibu… permusuhan nenek moyang tidak berpengaruh kepadanya,” gumam ibu.
Ibu ikut senang, Yani tidak tersiksa lagi perasaannya karena memikirkan Ipung
yang tidak mau minum selain air susu ibu.
“Idiiiih… masak tidak malu pada Ipung dan Piup. Mereka bisa
rukun.(kuncung.com)
========================================
Pengirim : Conan
========================================