Disebuah desa yang sangat jauh dari kota tinggalah seorang pemuda bernama Ahmed( bukan Ahmed Itenas) si Ahmed berumur 20 tahun masih bujangan dan belum punya pekerjaan tetap dia hanya bekerja sebagai buruh serabutan sesuai dengan orang yang memerlukan tenaganya kadang kadang gali sumur betulin genting atau mikul orang sakit yang mau berobat ke Puskesmas karena di desa dia kendaraan masih jarang,
Lama lama si Ahmed tidak kerasan tinggal di desanya karena tidak ada perubahan juga pembangunan Desa yang di janjikan Parpol waktu kampanye belum juga dilaksanakan alasannya dana pinjaman dari luar negri belum cair,IMF lagi ngadat dll
Karena sudah putus asa si Ahmed akhirnya nekad mau berkelana pergi ke tempat lain siapa tahu bisa mengubah nasib,dengan berbekal tekad yang bulat dan uang sisa upah Rp.400, terdiri dari empat keping uang logam Rp.100 keluaran tahun 1978 bentuknya lebih besar dari Rp.100 edisi berikutnya bahkan menurut kabar uang ini kalau di hancurkan ( dilebur )terus di kilo nilainya jadi Rp. 135,. , sedangkan untuk makan sehari hari si Ahmed membawa bekal nasi Aron ( nasi yang dikeringkan dengan cara di jemur kalau mau dimakan tinggal tambah air supaya jadi lembek )
Pada suatu hari yang cerah si Ahmed mulai petualangannya ( Bhs Arab Musyafir) dia berjalan ke arah matahari terbit tanpa tujuan pokonya berjalan nuturkeun indung suku (snd)kalau lapar dia tinggal ambil nasi aron segenggam kemudian dimasukan ke kaleng bekas susu dan ditambah air, setelah dibiarkan sebentar sambil istirahat bisa langsung dimakan dia tidak berani mampir di warung karena bekal yang cuma 400 rupiah akan diusahakan dipertahankan sampai titik darah yang penghabisan ( maksudnya sampai bekal nasi Aron habis )
Entah berapa hari berapa minggu atau berapa bulan si Ahmed berjalan terus sampai suatu hari si Ahmed tiba sebuah kota yang cukup ramai tapi sangat asing bagi dia seolah kota di alam mimpi,kota tersebut sangat bersih tidak ada sampah bertebaran taman taman tertata apik dan yang paling aneh tidak terlihat seorang pun anak kecil yang sedang bermain seluruh penduduk terlihat santai sambil menikmati makanan di warung pinggir jalan dan mereka semua kelihatan sebaya tidak ada yang lebih tua atau yang lebih muda semuanya sama kira kira berumur antara 21 23 tahun, kota yang sangat aneh kata si Ahmed jalan jalannya lebar tapi tidak terlihat kendaraan berlalu lalang semua terlihat santai.
Dan yang lebih aneh lagi semua orang di sini berjalan mundur ( Atret ) tapi tidak saling menabrak meskipun tidak pakai kaca spion,karena takut di anggap aneh terpaksa Si Ahmed juga ikut ikutan berjalan mundur meskipun sambil larak lirik takut nabrak.
Karena bekal nasi aron sudah habis terpaksa si Ahmed mampir diwarung untuk sekedar mengisi perut,karena dia tahu diri sebelum memesan makanan dia bertanya dulu makanan yang paling murah di warung itu harganya berapa , hampir copot jantung si Ahmed ketika pelayan di warung itu mengatakan makanan di sini yang paling murah adalah 1 juta meskipun si pelayan tidak menyebut rupiah tapi si Ahmed sadar betul rupiah saat ini sedang terpuruk nilainya jadi mata uang apapun tidak bisa di hadapi dengan rupiah kita, dengan putus asa dan memelas si Ahmed mengeluarkan uang Rp. 400, dan meminta apa saja meskipun hanya segelas air untuk menghilangkan dahaga.
Pelayan di Warung itu kaget dan terbelalak melihat empat keping uang ratusan, dan berkata ” Wah Tuan Orang kaya” sambil membungkuk di hadapan si Ahmed,satu keping uang Tuan ini bernilai 100.000.000, uang yang berlaku di sini,( jadi Kursnya Rp.1 = 1 juta ) jadi kalau tuan punya 4 Keping cukup buat makan 7 turunan,Akhirnya si Ahmed menyerahkan satu keping uang nya untuk ditukar dengan mata uang biasa, untuk membawa uang sebanyak ini tuan perlu keledai kata si pelayan warung si Ahmed juga setuju membeli keledai dari pada jalan kaki terus mendingan naik keledai pikir si Ahmed, ketika si Ahmed sedang berbincang dengan pelayan itu seorang pelayan lain menghidangkan makanan di meja dan mempersilahkan tuan Ahmed untuk makan,makanan yang dihidangkan adalah semangkuk sop dengan sendok yang terbuat dari kulit kerang pakai gagang dari kayu,Si Ahmed mencicipi sop itu rasanya enak dan gurih tapi ketika dia mau makan isi sop itu dia kaget karena keras sekali ternyata yang di buat sop itu kulit kerang,sambil berpura pura makan si Ahmed melihat kiri kanan banyak orang sedang makan tapi mereka dengan santai mengunyah kulit kerang itu seperti kita makan emping tangkil.ada juga yang sedang mengunyah tulang kerbau kelihatan nikmat sekali si Ahmed kagum sekali melihat kekuatan gigi penduduk di sini.
Baru dia sadar setelah beberapa saat dia pernah mendengar dari Ustazd di kampungnya bahwa bangsa Jin makanannya adalah tulang,jadi pasti dia sudah ada di wilayah kekuasaan bangsa Jin atau setidaknya negara siluman,tapi si Ahmed tidak merasa kuatir apalagi takut karena orang orang di sini meskipun jalannya mundur tapi kelihatan baik baik ramah dan jujur , si Ahmed merasa kerasan juga apalagi dia sekarang sudah jadi orang kaya mungkin termasuk 10 besar orang terkaya di Negara Itu,
Setelah Si Ahmed menunggu cukup lama di warung itu sambil beristirahat datang juga pelayan yang menukarkan uang sambil membawa keledai dengan muatan empat karung penuh dia mohon maap karena harus menghitung uang dulu yang begitu banyak takut keliru dan kurang dari jumlah 100.000.000, ketika si Ahmed memeriksa uang itu dia terbelalak sekali lagi ternyata yang di sebut uang di negara ini adalah kulit kerang juga seperti yang ada di dalam sayur Sop
Sekian dulu
Disebuah desa yang sangat jauh dari kota tinggalah seorang pemuda bernama Ahmed( bukan Ahmed Itenas) si Ahmed berumur 20 tahun masih bujangan dan belum punya pekerjaan tetap dia hanya bekerja sebagai buruh serabutan sesuai dengan orang yang memerlukan tenaganya kadang kadang gali sumur betulin genting atau mikul orang sakit yang mau berobat ke Puskesmas karena di desa dia kendaraan masih jarang,
Lama lama si Ahmed tidak kerasan tinggal di desanya karena tidak ada perubahan juga pembangunan Desa yang di janjikan Parpol waktu kampanye belum juga dilaksanakan alasannya dana pinjaman dari luar negri belum cair,IMF lagi ngadat dll
Karena sudah putus asa si Ahmed akhirnya nekad mau berkelana pergi ke tempat lain siapa tahu bisa mengubah nasib,dengan berbekal tekad yang bulat dan uang sisa upah Rp.400, terdiri dari empat keping uang logam Rp.100 keluaran tahun 1978 bentuknya lebih besar dari Rp.100 edisi berikutnya bahkan menurut kabar uang ini kalau di hancurkan ( dilebur )terus di kilo nilainya jadi Rp. 135,. , sedangkan untuk makan sehari hari si Ahmed membawa bekal nasi Aron ( nasi yang dikeringkan dengan cara di jemur kalau mau dimakan tinggal tambah air supaya jadi lembek )
Pada suatu hari yang cerah si Ahmed mulai petualangannya ( Bhs Arab Musyafir) dia berjalan ke arah matahari terbit tanpa tujuan pokonya berjalan nuturkeun indung suku (snd)kalau lapar dia tinggal ambil nasi aron segenggam kemudian dimasukan ke kaleng bekas susu dan ditambah air, setelah dibiarkan sebentar sambil istirahat bisa langsung dimakan dia tidak berani mampir di warung karena bekal yang cuma 400 rupiah akan diusahakan dipertahankan sampai titik darah yang penghabisan ( maksudnya sampai bekal nasi Aron habis )
Entah berapa hari berapa minggu atau berapa bulan si Ahmed berjalan terus sampai suatu hari si Ahmed tiba sebuah kota yang cukup ramai tapi sangat asing bagi dia seolah kota di alam mimpi,kota tersebut sangat bersih tidak ada sampah bertebaran taman taman tertata apik dan yang paling aneh tidak terlihat seorang pun anak kecil yang sedang bermain seluruh penduduk terlihat santai sambil menikmati makanan di warung pinggir jalan dan mereka semua kelihatan sebaya tidak ada yang lebih tua atau yang lebih muda semuanya sama kira kira berumur antara 21 23 tahun, kota yang sangat aneh kata si Ahmed jalan jalannya lebar tapi tidak terlihat kendaraan berlalu lalang semua terlihat santai.
Dan yang lebih aneh lagi semua orang di sini berjalan mundur ( Atret ) tapi tidak saling menabrak meskipun tidak pakai kaca spion,karena takut di anggap aneh terpaksa Si Ahmed juga ikut ikutan berjalan mundur meskipun sambil larak lirik takut nabrak.
Karena bekal nasi aron sudah habis terpaksa si Ahmed mampir diwarung untuk sekedar mengisi perut,karena dia tahu diri sebelum memesan makanan dia bertanya dulu makanan yang paling murah di warung itu harganya berapa , hampir copot jantung si Ahmed ketika pelayan di warung itu mengatakan makanan di sini yang paling murah adalah 1 juta meskipun si pelayan tidak menyebut rupiah tapi si Ahmed sadar betul rupiah saat ini sedang terpuruk nilainya jadi mata uang apapun tidak bisa di hadapi dengan rupiah kita, dengan putus asa dan memelas si Ahmed mengeluarkan uang Rp. 400, dan meminta apa saja meskipun hanya segelas air untuk menghilangkan dahaga.
Pelayan di Warung itu kaget dan terbelalak melihat empat keping uang ratusan, dan berkata ” Wah Tuan Orang kaya” sambil membungkuk di hadapan si Ahmed,satu keping uang Tuan ini bernilai 100.000.000, uang yang berlaku di sini,( jadi Kursnya Rp.1 = 1 juta ) jadi kalau tuan punya 4 Keping cukup buat makan 7 turunan,Akhirnya si Ahmed menyerahkan satu keping uang nya untuk ditukar dengan mata uang biasa, untuk membawa uang sebanyak ini tuan perlu keledai kata si pelayan warung si Ahmed juga setuju membeli keledai dari pada jalan kaki terus mendingan naik keledai pikir si Ahmed, ketika si Ahmed sedang berbincang dengan pelayan itu seorang pelayan lain menghidangkan makanan di meja dan mempersilahkan tuan Ahmed untuk makan,makanan yang dihidangkan adalah semangkuk sop dengan sendok yang terbuat dari kulit kerang pakai gagang dari kayu,Si Ahmed mencicipi sop itu rasanya enak dan gurih tapi ketika dia mau makan isi sop itu dia kaget karena keras sekali ternyata yang di buat sop itu kulit kerang,sambil berpura pura makan si Ahmed melihat kiri kanan banyak orang sedang makan tapi mereka dengan santai mengunyah kulit kerang itu seperti kita makan emping tangkil.ada juga yang sedang mengunyah tulang kerbau kelihatan nikmat sekali si Ahmed kagum sekali melihat kekuatan gigi penduduk di sini.
Baru dia sadar setelah beberapa saat dia pernah mendengar dari Ustazd di kampungnya bahwa bangsa Jin makanannya adalah tulang,jadi pasti dia sudah ada di wilayah kekuasaan bangsa Jin atau setidaknya negara siluman,tapi si Ahmed tidak merasa kuatir apalagi takut karena orang orang di sini meskipun jalannya mundur tapi kelihatan baik baik ramah dan jujur , si Ahmed merasa kerasan juga apalagi dia sekarang sudah jadi orang kaya mungkin termasuk 10 besar orang terkaya di Negara Itu,
Setelah Si Ahmed menunggu cukup lama di warung itu sambil beristirahat datang juga pelayan yang menukarkan uang sambil membawa keledai dengan muatan empat karung penuh dia mohon maap karena harus menghitung uang dulu yang begitu banyak takut keliru dan kurang dari jumlah 100.000.000, ketika si Ahmed memeriksa uang itu dia terbelalak sekali lagi ternyata yang di sebut uang di negara ini adalah kulit kerang juga seperti yang ada di dalam sayur Sop
Sekian dulu
========================================
Pengirim : Juraman
========================================