Aku ingin seperti burung terbang bebas di angkasa raya, aku ingin seperti kupu kupu yang terbang dengan indahnya, aku ingin seperti matahari, dan aku ingin seperti bulan dan bintang diatas sana, dan aku ingin seperti awan yang berkelana ,dan aku ingin seperti�..??? Entah mulai dari mana aku bercerita tentang aku sendiri, tentang hidupku, hari hariku, berawal dari kepedihan dan penyesalan yang tidak berujung, pedihku tidak terlukiskan oleh huruf dan tak terungkap dengan kata kata, semua kata kata penyesalan tidak ada artinya lagi, semua keluh kesah dan semua kepedihan�tak terbagikan, aku, bukanlah seorang dewi, aku bukanlah orang yang suci, aku bukanlah dewi kunti atau bunda maria yang dapat melahirkan anak tanpa seorang suami tanpa seorang laki laki, tanpa bercinta, tanpa bernafas mesra, tanpa memeluk dada dan tanpa melakukan dosa, karna aku bukanlah dewi kunti atau bunda maria atau….? boleh saja mereka melahirkan anak tanpa bercinta, tanpa bernafas mesra, tanpa berpeluk dada..karena mereka berdua mampu dan mempunyai anugerah yang luar biasa dari sang pencipta, sedangkan aku hanya manusia biasa, makluk yang penuh dosa, wanita tanpa pria, namun aku berputra dan berlumuran akan dosa dosa, entah berapa anak yang telah aku lahirkan dan aku gugurkan, semua tak pernah kubayangkan sebelumnya, tak pernah kuhitung satu persatu, terus berapa banyak dosa yang aku perbuat, berapa anak yang menangis, berapa anak yang menjerit, berapa anak yang memaki, berapa anak yang bersumpah serapah kepadaku, sebagai seorang ibu�.ooooh aku tdk bisa menjadi seorang ibu, aku tidak memliki naluri seorang ibu, aku tidak berperasa terhadap anak anakku, aku hanya wanita yang mementingkan kenikmatan dunia saja, menikmati keindahan tubuhku, menikmati rayuan para pria, menikmati uang mereka hanya untuk berfoya foya bersama teman sejenisku, sejenisku memang suka bersorak apabila aku ajak berpesta, sejenisku akan merengek2 meminta uang sewa, sejenisku akan menjulurkan lidahnya tanda menghina apabila tidak ada uang sewa dan pesta, sejenisku akan menendangku bila aku sudah tua renta karna tidak menghasilkan harta. Lalu anak anakku�.? Masihkah aku berani menyebut mereka anak anakku..? ku titipkan satu di panti asuhan Jakarta , kutitpkan satu lagi di rumah budeku dimalang,dan satu lagi aku tinggalkan begitu saja didepan toko tak berlampu hanya dengan sebotol susu dan sekaleng susu yang masih bersegel dan selembar kertas yang bertuliskan memohon barang siapa yang mengambil dan merawatnya agar menjaganya dan menyanyanginya dengan sepenuh jiwa, dan anak anakku yang aku gugurkan di dukun beranak,mereka menangis memohon untuk menghirup udara dunia, karena mereka tau tidak berdosa,lalu kemana aku sebagai orang tua yang melahirkannya�.?? sekarang seakan meminta balasan dari mereka�.untuk mereka sayangi, untuk mereka kasihani dan cintai, sedangkan mereka tak kenal aku, tak pernah menyentuhku, tak pernah memeluku dengan dekap mesra dan tawa canda mereka,aku memang bukan bukan dewi kunti dan bunda maria, aku hanya wanita hina dina yang penuh dengan dosa dosa, dan sekarang bermandikan airmata penyesalan, airmata kepedihan..hanya airmata yang tersisa dari sini�dari dalam hatiku yang tersayat,dari dalam mataku, dewi kunti dan bunda maria,mereka berdua aku kagumi..namun aku tidak mampu berlaku dan beraqlak seperti mereka berdua, menjadi wanita seutuhnya, menjadi wanita yang setia dan ibu yang sejati bagi anak anakknya, yaaaach penyesalanku tak terlukiskan oleh huruf dan kepedihanku tak terungkap dengan kata kata, kata terlambat bagi wanita yang tak bermartabat, aku hanya bisa mengutuki diriku sendiri�., mencari anak anakku, apakah mereka masih mau mengakui aku sebagai seorang ibu, aku takut, meraka akan menanggung malu, sesal dan sesal, sumpah serapah , menjelang badan sudah tak kuat, menjelang kulit berkerut dan keriput, menjeleng ajal datang menjemput dan tangis penyesalan tak surut. Semua berpulang kepadanya, sang pencipta alam semesta, lalu apakah kamu tidak mau tau siapa saja lelaki lelakiku, teman kencanku,dan ayah dari anak anakku, apakah kamu tdak mau tau dan ikut memakiku, menghinaku, menendangku, menghakimiku dan memberiku hadiah predikat wanita jahanam, wanita malam, wanita jalang dan predikat yang lainnya, semua yang kau suka, semua yang kau tau. Dalam dunia panggung sandiwara punya sutradara dan penulis cerita, dan aku hanya bercerita padamu, memintamu untuk memberiku jawaban atas semua pertanyaan yang aku ajukan atau bahkan menolakku, memang aku hanya bercerita padamu, dan mengapa kau hanya diam membisu ..tanpa kata, tanpa sapa, tertunduk�.,seharusnya aku yang begitu, malu..malu dan malu akan diriku, keadaaanku, semua tentang ceritaku, baiklah kalau kau ingin mendengarkan ceritaku lagi..namun jangan kau seperti itu, tatapan matamu itu hendak mengkoyak koyak isi perutku, memuntahkan semua isi hatiku, dan jujur bercerita padamu, tetaplah seperti itu, diam tanpa kata dan sapa, tanpa gelak dan tawa, tanpa hangatnya kopi tubruk campur jagung, dan semua seperti semula, seperti awal aku bercerita, hatiku menjadi panas, mendidih, marah, geram dan semua itu hendak membakarku, membawaku keneraka tingkat tujuh, apakah kau tau itu semua hanya khayalanku�??? apakah kau tak percaya, karena kau telah terpesona, tertunduk dan memandang hampa, ruangan ini menjadi sunyi sepi, seperti 15 tahun silam,hanya cahaya lilin lilin kecil,karna memang sedang mati lampu, persis waktu itu, sama seperti dulu saat aku bercerita siapa pacar pertamaku, dan siapa yg menciumku untuk pertama kalinya, kau pasti ingat, dengan tawaku yang membuatmu malu, menjelang tua renta,malu bertegur sapa, tapi akhirnya kau mau tau juga, dan bertanya, apakah semua yang aku certitakan memang benar adanya��??? ganti kutekuk mukaku, menghadap ujung kelambu�.lima menit aku diam membisu, aku tau kau pasti menunggu jawabanku, rasanya hendak muntah kembali isi perutku,sambil kututup mulutku dengan sapu tanganku, kembali kutahan nafasku, kulepaskan�.dan tercium parfum aroma jambu yang aku suka, kau masih menunggu�dan tak sabar rasa pandang matamu, membuatku malu dan membisu. Dewi�.apakah benar semua yang kau ceritakan tadi kepadaku, kudengar kau ulangi pertanyaanmu sampai tujuh kali, terakhir kudengar namaku disebut olehmu, namun aku hanya tertunduk malu, tak kuasa aku memberimu jawaban hatiku yang sesungguhnya. Kudengar lagi untuk yang terakir kalinya namaku disebut olehnya�.DEWI� �OooH DEWI�
========================================
Pengirim : shasa
========================================