Kata biasa bisa menjadi biasa saja atau menjadi luar biasa, tergantung tekanan suara dan cara mengucapkannya. Padahal kata �biasa� paling tanpa pamrih dan emosi bahkan tersa datar dan rata. Kata biasa dapat bermacam macam pula artinya.contohnya:
Ini percakapan saya dengan keponakan saya yag berumur 5 tahun.
S : Nduk�..kamu mau oleh oleh apa dari tante?
W: Biasaaaa�. Tante �Apel� .
Keponakan saya menjadi hafal menyanyikan lagu menujuk puncak AFI karena biasa mendengar dan melihat AFI indosiar.
�lalu
Painem : Jo�malam minggu nanti mau kemana?
Paijo : Biasaaaa��.ngapel pacar.
�lalu
Paijo : Trus kamu sendiri mau kemana?
Painem : Biasaaaa��nonton AFI
�Lalu
Bu�Tor : Paknee kok punya duit banyak, dari mana? (karena tahu gaji suaminya pas pasan buat makan sebulan)
Pa�Tor : Biasaaaaaa..lah bu�neee ambil duit Negara, kapan lagi ada kesempatan ntuk nikmatinya.
�Lalu�.rakyat vs pejabat
Rakyat : Pak� kenapa Negara kita selalu berkembang terus dan tak pernah berbuah..?
Pejabat : Biasaaaa,,,Negara kita kan memang negara biasa berkembang dan buahnya adalah hutang yang sudah dimakan teman teman saya.
Rakyat : Trus kok di bilang Negara kita sakit sakitan�melulu dan gak sembuh sembuh?
Pejabat : Biasaaaaa�..kita belum bisa menemukan obat yang manjur�karna obatnya harus di impor dari luar negeri, negara kita kan sakit diabetes melitus�jadi ya susah sembuhnya�(kebanyakan konsumsi gula impor kali yeeee).
Rakyat : Pak�saya malu lho..kalo keluar negeri�di tanya� Negara you terkorup di dunia�?????
Pejabat : Biasaaaaaaaaaa�.kita kan memang biasa latah, ramai ramai korupsi�biasa berkolaborasi dengan lawan politik�.biasaaa menumpuk hutang.
Rakyat : Lha�.kok�.. ( gak konek tho yooo)
�Terserah anda mengartikannya sendiri�
Rakyat biasa�dalam Negara yang biasa saja, rakyat biasa menjadi abdi Negara, biasa berubah menjadi luar biasa, biasa dilayani, biasa korupsi, biasa naik BMW, biasaaaa jalan jalan keluar negeri dengan biaya Negara, biasaaa berbohong kepada rakyat. Tapi sadarilah kita betapa perkataaan ini lebih lebih dalan pengertian kebiasaaan sangat besar peranannya dalam hidup kita., bahkan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Kita memandang diri kita biasa biasa saja, kita menjalankan hidup kita dengan cara biasa saja, kita bahkan telah terbiasa melawati jalanan yang setiap hari macet dan sudah menjadi pemandangan biasa di ibukota. Dan tanpa kita sadari kebiasaan kebiasaan telah tercampur dalam pikirian kita sehari hari.
Kita biasa berangkat pagi agar tidak kena macet, kita biasa berlama lama nonton acara tv kesayangan kita. Setiap hari kita biasa mendengar berita kriminal, kita biasa mendengar pejabat ini�pejabat itu di panggil dan diperiksa pihak kapolda, tapi hasilnya tetap biasa saja�.yaitu lepas begitu saja.
Media pun biasa ikut ikutan latah�biasa ramai ramai membuat program serupa tapi sama. Bersaing mencetak bintang bintang baru�biasa mencekoki masyarakat dengan acara goyang inul cs, hingga kita biasa menjadi bosan.
Ada pepatah kalah bisa karna biasa, tetapi biasa bertindak buruk atau sebaliknya.Sebagai pejabat Negara atau orang tua mempuyai kewajiban memberika suri tauladan yang baik kepada anak anak dan bawahannya. Para orang tua mengajari anak anaknya untuk membiasakan diri membaca dan belajar agar anaknya menjadi biasa berpikir dan pintar yaitu karna biasa� Para pejabat dan atasan memberikan contoh disiplin, perilaku yang baik, masuk ke kantor tepat waktu bukan korupsi duit tepat waktu dan korupsi waktu. Ada rumor�.untuk melamar jadi guru saja susahnya minta ampuuun ujung ujungnya ya biasa masalah UUD ( ujung ujungnya duit ) untuk amplop balas jasa. Sehari hari kita biasa membuang sampah sembarangan, berlalu lintas sembarangan (pada hal sudah ada larangan dari pemda� dilarang mebuang sampah sembarangan).
Betapa banyak kebiasaaan buruk yang masih harus di perbaiki, banyak pula kebiasaan yang harus di bentuk dan di awetkan. Dan untuk mengetahui kebiasaan kebiasaan buruk tidaklah sukar, hampir dari kita semua dapat menyebutkan, apa yang termasuk kebiasaan kebiasaan yang harus di kikis, seperti korupsi, menjilat pada atasan, malas, acuh tak acuh, tidak jujur, munafik, pugli, komersialisasi dan banyak lagi, yang sulit adalah mengikisnya dan merombak kebiasaan kebiasaan yang merubah kita, itulah persoalannya.
Ooooh kebiasaan�.alangkah biasa namamu� namun betapa ampuhnya dayamu� Apakah anda termasuk yang biasaaa�..????? seperti kata bu kus dalam rujak uleknya.
Jakarta, 02 Juli 2004
========================================
Pengirim : shasa
========================================