Anak rumput di bibir sungai
Terayomi teduh semak perdu bonsai
Walau kala malam menjelang,
omelan jangkrik mengoyak gendang telinga
Mengusik tidur malam
Bersekutu dengan angin ,membekukan tubuh polosnya yang masih telanjang
Dan arus itu lebih keji
Bukan sekali dua kali meludahi
Namun anak rumput selalu berucap,
“Terima kasih”
Ludah itu dingin
Ludah itu tidak wangi
Ludah itu tidak pula mencaci
Tapi ludah itu kehidupan

Anak rumput mendongakkan helai helai tubuhnya
Coba tancapkan ujung mimpi di sela sela bintang
Namun, tangan mungil keinginan
hanya mampu menyentuh pinggang semak perdu bonsai

Anak rumput membungkuk
Berkaca pada sungai
Dan bertanya,
“Begitu kerdilkah aku?”
Sungai hening
Perempuan malam tersenyum,bukan mencibir

Anak rumput menari dan tertawa
Mengikuti alunan irama hati kecil
Dan berkata,
“Aku layak bahagia,
Toh perempuan malam masih mau tersenyum,
Arus tak enggan memberikan percikan kehidupan
Jangkrik jangkrik mau bersenandung,sungguhpun kadang mengusik
Dan bayi embun nyaman dalam timang dekap rapuhku”

========================================
Pengirim : Ann
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *