Sayang…kerinduan ini rasanya telah memuncak dan coba menyembul dalam ubun ubun sehingga menghadirkan khayalan khayalan yang tidak seharusnya hadir dalan awan angan anganku, jarak dan waktu ini telah membuat aku harus terseok seok membawa sejuta beban kerinduan dan membuat raga dan badanku tersakiti. Rasanya ingin aku hempas semua ini dan mengatakan padamu, ” kita lanjutkan nanti saja, saat kamu disini dan waktu telah memungkinkan ” tapi lidahku kelu dan keberanianku pudar saat kumengetahui betapa sayangnya kamu padaku, betapa rindu ini memacu study kamu agar lekas dapat bersua dengan aku.
Sayang…rapuhnya diriku mungkin kamu tidak mengetahui sebab kututup rapat rasa itu saat berbicara dengan kamu melalui fasilitas telepon, agar cengeng ini tidak menular pada diri kamu yang mencontoh dan mencoba menjadi tangguh dari diri ini, padahal aku sangat amat rapuh saat kamu tidak disampingku dan menemani hari hariku. Kerinduan ini mampu menghempaskan citaku untuk membahagiakan kamu disaatnya nanti, membuat hari hari tanpa kamu semakin panjang dan menatap bintang bintang tidak seindah saat duduk berdua bersama kamu.
Sayang…aku terlalu rapuh untuk kamu, tapi aku tak sanggup mengatakan semua ini padamu, sebab akan membuat semangat kamu memudar untuk meraih cita dan asa kamu, dan tololnya aku saat kerinduan ini hadir dengan sombong dalam dada hanya sebuah nafsu yang ingin aku tumpahkan untukmu, nafsu untuk selalu bersama kamu dan membelai indah tubuh kamu.
Sayang…hanya carik carik kertas sajalah saat ini yang mengetahui betapa bodoh dan rapuhnya diri kekasihmu ini.
========================================
Pengirim : agus santoso
========================================
Rindu adalah fitrah…
tukang nggame