Jauh di sana kulihat seorang gadis elok tersesah payah,
keluh mengaduh di hadapan Maria, pemberi berkah
menundukkan kepala, akrapi tanah basah, tanda berpasrah
beban batin yang terus bergejolak mendamparkannya di pucuk resah.
“Sesaat saja engkau mencecap buah penderitaan,
tak kau hiraukan lagi Maria
sosokmu yang perkasa tersungkur kalah
teteskan luka batin yang lama terpendam
menyayat tangkai tangkai cinta Maria
terkapar dalam hembusan sepoi
di bawah pinus yang rindang “
Berpaling muka dari hadapan Maria
melupa derita, memuja bahgia, meski semu belaka.
Berasa gundah ingin menggapai harapan yang sempat terbaca,
di kelangkaan musim panas tiba, ketika gemulai mengejar kupu kupu di desa.
sayang,
ia kurang lincah menjaring warna
kupu itu pergi dengan kebebasannya
sambil berkata, “ Engkau terlalu angkuh. Lama derita kaupenjara. ”
ia berlalu dari hadapan Maria tanpa makna
lunglai, ia berjalan menuju penantian lain ditiba
syalom, 220401
========================================
Pengirim : Gendhotwukir
========================================