tercerai berai sudah kelakar kita
dulu engkau dekat dan ramah
menggarap bersama ladang perkawinan kita yang luas membentang
dalam liuk ketangkasan dan keterikatan jemari kita
terlalu dini kau tinggalkanku
satu satunya warisanmu ialah bocah molek
cantik,
cerdas,
lincah
dan periang
lantas,
kuteringat pesan seorang ibu tua di stasiun balapan
“ adakah kau dapat kebahagiaan dalam semuannya itu ? “
hati yang merindu sang suami kembali
terbuai aku dalam lamunan tak berujung
mengharap semua kembali seperti semula
tapi,
Sang Bunda mencegahku dengan berkata
“ adakah kau sadar, ‘aku’ dalam kecerdasannya
adakah kau tahu, ‘aku’ bersamamu dalam kecantikannya
adakah kau mengerti, ‘aku’ bersamamu dalam lincah dan kemolekannya “
“ adakah kau rasa keterikatan jari jemari ‘kita “
“ tapi, segeralah kau mengikat kelakuan ‘kita dalam jemari sang suami “
surya wacana, 220202
========================================
Pengirim : Gendhotwukir
========================================