Entah tersadar atau tidak, aku telah terpisah dengan saudariku yang paling kusayang. Dulu, hari hari kami berdua sangatlah bahagia, duka kami atasi bersama suka pun kami lalui berdua. Hari demi hari aku selalu berada di balik pangkuannya, kasih sayangnya begitu mengahaluskan dan menyejukkan. Pada saat aku dalam kesusahan, dialah yang berada di belakangku, menopangku dan memberikanku semangat. Disaat sesosok ibu meninggalkan aku kembali pada yang kuasa, dialah yang selalu mendampingiku. Memberikan aku kasih sayang layaknya seorang kakak pada adiknya sendiri. Terkadang tangisanku terhenti bila mendengar rajukannya yang sangat manis dan tutur kata yang sangat lembut.
Namun kuherankan pada dirinya, ia tidak pernah meneteskan air mata sedikitpun pada saat ia bersedih. AKu tidak tahu, apakah dia tidak mempunyai air mata ataukah dia telah tertelan oleh air mata sehingga untuk meneteskannya saja tidak bisa. Ketegarannya sungguh luar biasa, di balik baju kokoh panjang yangmembungkus dirinya dan jilbab yang tebentang lebar menutupi aurat auratnya tersimpan hati yang sangat tulus dan penuh dengan cinta.
Aku tak tahu lagi, apakah jalan yang Tuhan berikan kepada kami sekarang ini adalah jalan yang terbaik untuk memberikan kedewasaan yang akan memberi kami masa depan secara mandiri. Tidak ada saling ketergantungan antara kami yang dapat menyebabkan kefatalan dalam hidup, melanjutkan penderitaan jika takdir untuk berpisah telah di putuskan. Sekarang, diantara kami tak ada lagi senyum, suka dan derai air mata yang kami lalui bersama.
Kandaku…….Nihla……..
Hati ini tak akan pernah melupaknnya, bahkan sebahagiaan dari kehidupan memoriku telah ia bawa dalam hari harinya. Sepertiga malam selalu ku munajabkan doa buatnya agar ia tetap di bawah lindungan yang kuasa. Kerinduan ini tidak dapat terganti oleh apapun dan siapapun.
========================================
Pengirim : Ros
========================================