“Kabayan.� Teriak Si Iteung. Kamu lihat kehidupan artis – artis, mereka kaya – raya, borjuis. Rumah mereka luas seperti istana, mobilnya banyak,
sampai – sampai garasi mereka saja jauh lebih luas daripada luas tanah dan bangunan kita. Kamu coba dong Kabayan, merubah nasib. Lihat teman – temanmu, seperti Si Kilah, tadinya hidupnya susah, tapi karena mau merubah nasibnya maka
kehidupannya sejahtera. Masa kita bukannya tambah kaya jadi konglomerat tapi justru tambah miskin jadi konglomelarat.
Kabayan yang tadinya asyik menyaksikan sebuah sinetron yang mengupas masalah kehidupan remaja dengan latar belakang glamouristik, jadi uring – uringan.
Si Kabayan :�Aduh Iteng, Iteung, bujuku. Semua orang kan nggak ditakdirkan jadi konglomerat, tapi juga konglomelarat.�
Si Iteung :� Iya, tapi kamu berusaha dong, masa kamu mau begini terus sampai kita keriput, sampai masuk alam kubur?�
Si Kabayan :� Tidaklah Iteung, kita harus berubah Iteung, tapi mungkin takdirnya belum sekarang.�
Si Iteung :� Terus kapan Kabayan? Ayo cari
lamaran kerja atau cari siapa tahu ada penawaran jadi artis. Cari tuch di koran, majalah �
Kabayan pun dengan terpaksa membuka satu – persatu halaman koran dan majalah.
Setelah sekian lama membuka dan membaca, tiba – tiba…
Si Kabayan :� Iteung, kemari Iteung. Coba lihat ini. Ada penawaran untuk menjadi artis. Kamu mau jadi artis nggak?�
Si Iteung :� Sudah, Abang saja, saya kan
gadis desa yang tidak cantik, tidak pintar seperti Abang, apalagi artis lain.�
Si Kabayan :� Ya sudah, coba kita lihat dimana alamatnya. Kita harus kesana segera. Kita akan menjadi kaya Iteung, hahaha �
Si Iteung :� Cepat, tulis alamatnya, terus
pergi kesana, daftar, jangan lupa baca kontraknya.�
Kemudian pergilah Si Kabayan ke tempat yang dimaksud tadi. Ia pergi dengan menggunakan bis kota. Sesampainya Kabayan disana, ditemuinya bagian receptionist.
Receptionist :� Selamat Pagi, ada yang bisa saya bantu?�
Si Kabayan :� Begini Mbak, di koran hari ini tadi saya lihat ada penawaran untuk menjadi artis. Saya bisa daftar dimana ya Mbak?�
Receptionist :� Mas ke lantai 2 saja temui bagian pendaftaran.�
Kabayan pun naik ke lantai 2 ke bagian pendaftaran sesuai pesan dari Receptionist tadi. Ditemuinya bagian pendaftaran.
Pendaftaran :� Selamat Pagi Pak, Ada yang bisa saya bantu?�
Kabayan :� Begini Pak, saya membaca iklan di sebuah koran yang terbit hari ini, bahwa disini menerima pendaftaran untuk menjadi artis.�
Pendaftaran :� Iya, kami menerima. Sekarang isi dulu formulirnya, nanti kita adakan training kemudian audisi, kemudian kita berikan
peran yang pantas dalam filmnya nanti.�
Walaupun Kabayan sempat bingung dengan arti training, Kabayan tidak peduli. Dia
terus mengisi formulirnya dengan semangat 45. Setelah itu Kabayan diberikan
kontrak awal pelatihan.
Pelatihan yang dijalaninya satu bulan membawa hasil. Ia lolos seleksi dan mendapat peran yang sesuai, yaitu orang bodoh. Kemudian
Kabayan menandatangani kontrak untuk sebuah sinetron sebanyak 25 episode. Lalu
di bawa pulanglah surat kontrak itu berikut uang royaltinya.
Si Iteung gembira melihat apa yang telah dibawa oleh Si Kabayan.
Kabayan :� Iteung, lihat Iteung, kita
akan menjadi kaya.�
Si Iteung :� Selamat ya, selebritis.
Hehehe. Ngomong – ngomong peran apa yang kamu dapatkan dalam sinetron itu?�
Kabayan :� Jadi…orang bodoh, Iteung.
Tapi buatku itu hanyalah sebuah peran, bukan berarti saya itu bodoh Iteung.�
Si Iteung :� Ya sudahlah, apa sajalah
tapi sekarang yang penting aku sudah menjadi istri seorang artis.�
Sejak itu kehidupan Kabayan berubah. Yang tadinya tinggal di gubuk, sekarang tinggal di real estate, yang tadinya pakai sepeda ontel sekarang pakai mobil mewah.
========================================
Pengirim : Rakhmat Mogar Poerbonegoro
========================================