Sampai pada ujung jalan memasuki terminal bis kota ku, Berjalanlah sekitar 20 meter ke arah kiri, anda akan menemukan satu pedagang rujak.
Seperti yang kulakukan sore itu ketika aku baru kembali tiba di kota ku.
Ah..segar rasanya menghirup hawa sejuk kota ku apalagi sambil menikmati rujak uleg buatan wanita pedagang rujak ini, biasanya aku habiskan waktu sampai satu jam lebih di tempat itu.
Namun hari ini telah dua jam aku berada ditempat itu mungkin karena aku kangen dengan kota ku ini sekaligus aku kangen dengan rasa rujak dan wajah cantik pedagang rujak ini.
Sepertinya aku mendengarkan ucapan tiap ucapan pedagang rujak itu namun sebenarnya aku hanya menikmati udara sejuk sore itu dan jelas saja akupun menikmati wajah cantik itu. Tidak terasa sore itu sudah hampir memasuki ujungnya, akupun bergegas melanjutkan perjalan ke rumahku.
Setelah beberapa hari beristirahat, rasanya ingin kembali kunikmati rujak dan wajah cantik di sebelah terminal bis itu, bergegas aku pergi meninggalkan kediamanku.
Sungguh kucintai kotaku ini berudara sejuk dan dihiasi pula oleh wajah cantik yang selalu tersenyum ramah, rasanya ingin selalu aku berada disini kalau saja beban hidupku tak terlalu berat.
Hari itu kulihat wanita pedagang rujak itu tidak seperti biasanya, tidak kutemui wajah berserinya siang itu.
Tiba tiba suara handphoneku berbunyi, sial aku harus kembali ke jakarta hari ini juga, akupun bergegas kembali ke rumahku dan secepat hari berlalu akupun sudah berada di dalam bis akan menuju kembali ke jakarta, sedih dan sedikit kecewa kurasa namun pasti aku kembali lagi kesini.
kesibukan mengharuskanku pergi ke kota kota besar di Indonesia tak terasa delapan bulan kulalui waktu, akhirnya kuputuskan untuk berlibur kembali ke kota ku itu rasa gembira dan ingin cepat tiba sudah menghantuiku.
Kuhabiskan perjalanan menuju kotaku dengan beristirahat dan akupun tertidur dalam bis itu.
Waktu yg tepat tiba di kota ku, kulihat jam tangan menunjukan jam tiga sore, langsung aku berlari kecil menuju tempat di sebelah kiri terminal bis di kota ku itu.
Namun delapan bulan berlalu rasanya asing bagiku tempat ini hanya saja angin masih bisa menyapaku seperti delapan bulan berlalu.
Seperti orang yang kehilangan anaknya akupun mencari cari dimana pedagang rujak itu berada, panik dan aneh kurasa sepertinya aku salah kota atau aku lupa tempatnya.
Setelah kutanyakan pada tukang gorengan diseberang jalan itu, aku mendapat kabar bahwa rumah pedagang rujak itu akan dibangun sebuah mall dan akupun bertanya kemana mereka pindah namun sayang tak satu orangpun mengetahuinya.
Sesal dan mengutuk diri kenapa delapan bulan yang lalu aku tak mempedulikan nya, akhirnya delapan bulan evolusi berjalan cepat dan akupun kehilangan dia.
========================================
Pengirim : adia azzatra
========================================