Gadis,
jangan datangi aku bawa sekuntum mawar
aku sedang tidak butuh tambahan bungamu.
Sebab bunga bunga dari gadis sebelummu
telah busuk dan menusuk kekhusyukan.
Gadis,
tak usah tawari aku seikat bunga katamu
aku tak terpikat pada bumbu busa bahasa.
Tampilkan saja dirimu yang bersahaja
kita bersahabat tanpa libatkan asmara.
Gadis,
jangan percumakan seuntai cintamu
brangkas hatiku sedang tertutup rapat, darurat.
Luka nganga didalamnya tadah perhatianku.
Kuingin pulih lukaku, sembuh sakitku.
Gadis,
bawalah pulang apapun tentang peta cintamu
waktu tersisa disakuku bukan untuk cinta.
Arah perahuku sendiri masih harus memutar
kembali arungi alur yang semestinya.
Gadis,
aku belum butuh mitra pelayaranan
perahuku hanya mengikuti arus sungai.
Merambati nadi kehidupan, meliuk liuk
sampai pada sebuah telaga mungil.
Gadis,
aku bukanlah muara sungai kasih sayangmu
aku bukanlah muara sungai manapun.
Bukan tampungan tumpahan cinta siapapun
bukan menadah hanyutan sampah apapun.
Gadis,
aku bukanlah dermaga sekoci cintamu
bukan pula dermaga untuk sekoci sekoci.
Diriku bukan persinggahan sekoci kesepian
sekoci sekoci yang sesaat singgah lalu pergi.
Gadis,
aku bukanlah terminal kendaraan rasamu
bukan juga terminal angkutan umum lainnya.
Angkutan yang terhempas dalam terminal
yang kemudian menuju terminal berikutnya.
Gadis,
Aku bukanlah stasiun kereta cinta kasihmu
bukan juga stasiun bagi kereta lainnya.
Pada hatiku tiada jalur 1 2 3 4 5 6 7 8
yang mengantarkan duka dan air mata.
Gadis,
aku bukanlah bandara penerbangan jiwamu
bukan pula landasan penerbangan lainnya.
Aku tak sudi pasangkan menara pengawas
maka terbanglah dirimu kemana saja sukamu.
Gadis,
palingkan saja tatapan misteriusmu itu
aku tak sudi menggali maksud maksud.
Hidup ini tidak cuma melulu cinta eros
pergilah, bawalah semua cinta asmaramu.
Gadis,
aku hanya butuh jabat sesalju persahabatan
bukan pula melati cinta asmara terselip belati.
Yang tiba tiba menikam dari depan belakang
yang memperpanjang masa luka ngangaku.
Gadis,
selamat jalan
semoga mawarmu sukses.
Bersemayam dalam dekap lelakimu
yang rajin tawarkan pekarangannya.
(Rosalia Kartika Sari Dewi, terima kasih)
Bumiaji, Januari 2004.
========================================
Pengirim : Agts Wahyono
========================================