Sepulang kerja shif tiga tadi malam aku berjalan menyusuri jalan kecil yang selalu ku lalaui paling tidak dua kali sehari ketika berangkat dan pulang kerja�sambil berjalan santai di pagi hari yang masih remang remang kuhisap rokokku dalam dalam. Walaupun sebenarnya jauh lebih segar menghirup udara pagi dalam dalam.., tapi udara disini sudah tidak seperti dulu lagi. Jika kutarik nafas dalam dalam ke udara bebas yang terhirup adalah jutaaan karbondioksida yang malah menambah pengap paru paru

Kususuri jalan itu sampai tiba di mulut gang kecil itu. Jalanan masih agak sepi , ku tenggok ke halte tempat ku biasa menggu bis �tempat duduk disana masih kosong..kumelangkah pelan dan mengistirahatkan badanku sambil menghabiskan rokok yang tinggal � batang
Beberapa bis mulai melintas sedikit berlari mungkin karena ingin mengejar jam orang orang berangkat kerja. Tak berselang lama terlihat sepasang suami istri yang hendak menyeberang jalan. Hmmm� tersenyum melihat suami istri itu..mengapa mereka lebih merasa aman menyeberang tidak pada tempatnya, padahal sekitar 10 meter daeri tempat mereka menyeberang berdiri dengan kokoh sebuah jembatan penyeberangan .

Mereka terlihat merasa lebih nyaman menyeberang dengan sedikit berlari dari pada sedikit lelah menaiki jembatan, terlihat lebih senang berjudi dengan jalanan dari pada melangkah santai di atas jembatan penyeberangan

Dan akhirnya dengan diiringi suara klakson dari mobil minibus mereka berhasil menyeberang ke separuh jalan. Baru separuh jalan saja merka sudah hampir kehilangan kesempatan menikmati satu hari lagi hidup mereka, di tengah badan jalan ada sedikit taman kecil yang panjang . Lebarnya hanya setengah langkah dan di tumbuhi tanaman yang tingginya hanya semata kaki , sedikit ragu ragu mereka coba untuk melangkahi tanaman itu , tapi mereka tampak takut , takut kaki mereka terkotori air bekas hujan semalam yang masih menempel pada tanaman itu. Hingga mereka lebih merasa bersih dengan melangkahi celah kecil diantara tiang listrik yang kadar kemungkinan untuk terpelesetnya lebih tinggi , aneh �

Sambil mengelus dada kuperhatikan suami istri itu akhirnya sampai di seberang jalan dengan diiringi teriakan tukang becak yang kaget akan ulah mereka . Hening lagi sejenak pikiranku. Dari kejauhan terlihat bis yang biasa ku naiki setiap pagi, kubuang rokoku yang sudah terasa panas di jari telunjukku dan berdiri mengunggu supir bis menyempatkan kakinya menginjak rem walau pun hanya sepersekian menit saja.

========================================
Pengirim : chiklets
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *