Sebuah Asa
Sebuah asa dalam duka Dan aku berdoa Dalam tangis menghiba Aku melihat Sesosok orok dalam kardus Aku mendengar Jerit tangis yang menyayat Orang orang berteriak �Dasar perempuan pelacur � �Perempuan…
Intisari Cerita Indonesia
Sebuah asa dalam duka Dan aku berdoa Dalam tangis menghiba Aku melihat Sesosok orok dalam kardus Aku mendengar Jerit tangis yang menyayat Orang orang berteriak �Dasar perempuan pelacur � �Perempuan…
Cinta bukan sayang Sayang bukan cinta Kasih bukan sayang Sayang bukan kasih Hatiku membeku Dalam rindu tak bertuan Aku tergugu Dalam tangis kerinduan Aku rindu pada cinta Tapi sayang bukan…
Aku hanya seorang perempuan Kenapa itu selalu terucap dari mulut kaum hawa Kenapa bukan � aku adalah perempuan � Terucap penuh keyakinan, tegas Percaya diri, tentu saja lugas Aku bertanya,…
Dingin….membeku Diam membisu Luruh dalam ragu Sepi….sunyi Luka yang terpatri Tanpa arti Dalam jeritan hati Bersimpuh….tak berdaya Menangis dalam tawa Lemah dalam daya Rapuh kala tegar Dan�� Pasrah saat tabah…
Aku berjalan diatas bebatuan berlumut Dengan kaki telanjang Tetes embun masih bisa kudengar Seperti simponi tak bertuan Jalan ini masih berkelok Licin dan tak berujung Terpeleset aku dalam kegalauan Air…
Aku bukan sekuntum mawar merah Terlihat anggun dan menggoda Aku juga bukan mawar putih Suci tak ternoda Aku hanya sekuntum mawar kuning Tumbuh dalam naungan duka Tangkaiku penuh duri kehidupan…
aku……. sendiri menahan segala perasaan hati kecilku tiada seorang pun tahu apalagi engkau yang hanya memikirkan dirimu aku lelah dengan semua yang engkau lakukan aku ingin lepas bebas seperti burung…
Jangan seperti kiambang , menjulang tinggi katas tapi tidak punya kekuatan dibawah ======================================== Pengirim : iwed_sri ========================================
wahai malam sahabatku bersamanya aku selalu.. menceritakan satu demi satu kejenuhanku.. bersamanya kubernyanyi lagu sedih yang tak pernah didengar orang lain hanya aku dan malam sahabatku yang satu lagi gutar…
“Dua tempat Anak di sini . . . . . Ibu di sana . . . . .” Semilir desau gurau tetapi aku selalu diam merindukanmu, Ibu . . .…