Titik 398 merupakan kumpulan desa desa kecil yang masih dikelilingi hutan rimbun. Memang tempat yang cocok untuk gerakan gerakan pemberontak. Kami mendarat di salah satu desa, Dotuka. Desa ini tergolong “aman”, dan kekuatan pemberontak tidak begitu terlihat. Setidaknya tidak terlihat penduduk yang membawa senjata api.
Kedatangan kami dengan Apache jelas mencolok, tapi memang itu tujuannya, agar mereka menemui kami bukan kami yang mencari. Setiap orang dari kami dilengkapi dengan senjata spesialisasi masing masing.
” Kau yakin pernah melihatnya ? ” tanyaku, ” ya saya yakin sekali ” jawab Tupai Hitam ( nama asli : Renzo, salah satu agen kami di wilayah 398 ). ” Bagaimana kekuatan mereka ? ” tanya Tics, ” Hahaha, pastinya mereka terkejut melihat senjata kita ” , potong Red sebelum si Tupai menjawab. Si Tupai hanya tersenyum dan mengangguk. ” Kapan mereka akan menemui kita ?” tanyaku. ” Mungkin besok mereka akan datang “, jawab si Tupai.
Memang benar kedatangan kami benar benar mencolok, Apache bersenjata lengkap menurunkan, tiga orang yang lagaknya seperti pasukan superhero, pasti mencurigakan. Dan seperti sudah diperkirakan keesokan harinya seorang utusan menemui kami.
Orang itu berwajah sedikit seram, ia datang sambil menenteng AK. Dikiranya kami takut, ia belum melihat senjata yang dibawa oleh Tics. ” Salam “, ujarnya, ” Salam “, jawabku. ” Desa yang indah “, kataku, ia hanya menatap lurus dan tajam, ” Ada masalahkah di pusat sampai mendatangkan kalian ? ” tanyanya tanpa basa basi.
” Yah kami harus membersihkan cacing cacing ” , Tics menjawab. ” Begitu hah “, katanya dengan nada mengancam. ” Tenang Bung, cacing cacing akan selamat jika mau membantu kami ” kataku. ” Bantuan apa? ” tanyanya dengan nada curiga. ” Salah satu orang kami hilang di wilayah ini ” kataku menerangkan. ” Hmmm, perempuan? ” tanyanya. Aku hanya mengangguk.
” Sayang sekali, dia sudah menghilang……”
========================================
Pengirim : Moscow Black
========================================