Seorang kawan, ketika kutanya, apa yang begitu memotivasi hidupnya, menjawab. Ada tiga pilihan indah dalam hidup, dan jika engkau dapat menggapainya, betapa kaurasakan hidupmu sangat indah. Ketiga hal tersebut adalah, to be the only one atau menjadi yang satu satunya, lantas to be the best atau menjadi yang terbaik dan to be the first atau menjadi yang pertama.

Menjadi satu satunya adalah keindahan, namun keindahan semu. Mengapa ? Karena tidak pernah ada pembanding untuk sesuatu yang kita lakukan. Bagaimana sebuah keindahan terungkap dalam sebuah hal yang kita sendirian melakukannya. Tidak ada kompetisi, yang semestinya membuat hidup terasa lebih indah.

Menjadi yang terbaik adalah keindahan, namun juga adalah keindahan yang hampa. Mengapa ? Karena ia berbatas waktu. Ada rentang zaman yang karena sifatnya selalu berubah. Dan menjadi yang terbaik pasti akan tergantikan. Seperti lukisan senja yang indah dengan rona emas di seluruh lapisan langit, hanya sesaat waktunya dan tergantikan oleh yang terbaik lainnya, lukisan malam dengan rembulan purnama yang perak cahyanya.

Dan yang paling indah dengan keindahan yang sejati adalah menjadi yang pertama. Dia akan tercatat abadi dan tak terhapuskan. Dan jika kemudian muncul yang terbaik, itu hanya akan menggantikannya dalam hitungan waktu, karena selamanya dia akan tetap tercatat sebagai yang pertama.

Menjadi yang pertama adalah sebuah hal yang sulit. Seorang pengarang muda, dalam salah satu karyanya, pernah menulis tentang kecemburuan temannya saat ia menulis sebuah puisi berjudul Sayur Asem di majalah dinding sekolah. Puisi itu sangat sederhana, bahkan sama sekali jauh dari keindahan kata. Namun, ketika kemudian muncul puluhan puisi yang bagus dengan mutu keindahan kata yang berlebih. Puisi puisi itu menjadi tidak begitu berarti, karena terus berganti. Namun namanya tetap dikenang sebagai orang pertama yang membuat ide itu. Memunculkan ide itulah barangkali kesulitannya. Ide, sesuatu yang demikian berharga.

Bahkan ketika ide hanya muncul dengan bahasa yang sederhana. Hargailah ide itu, karena kemudiaan akan lahir banyak hal baru darinya. Ingat Graham Bell, yang namanya dicatat sejarah dengan tinta emas ? Dia tetap dikenang manusia, meskipun kini perkembangan telekomunikasi (telepon) telah sangat pesat.

Kini, menjadi hak kita untuk memilih peran yang mana. Yang nampak di depan mata, adalah, bahwa kita telah gagal menjadi yang pertama dalam banyak hal. Menjadi yang terbaik pun kita terseok seok.

========================================
Pengirim : moumtaza
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *