Setelah perjalanan melelahkan ini,
aku ingin tidur di biru matamu.
Berkerudung langit biru matamu,
diayun gelombang langit birumu,
memecah asa di tumpahan karang menderu.
Terayun timang ditimang terhampar di negri biru,
sejuk senyap biru matamu menghembus sepoi.
Biru matamu yang berkaca kaca kilap,
lincah menggoda tuk segera terdekap.
Kepada langit birumu kukata,
runtuhkan hujan hiburmu,
membasahi tanah kerinduan yang keronta merindu.
Kepada laut birumu kurayu,
tumpahkan ceria riak gerak mendayu,
tuk hantar bayu senja tak disendu.
Di jiwa menjerit sepi,
birumu membelai mendepak duka di kerona senja,
meski cahya padam seketika tergenang di nyanyi senyap.
Di birumu ada kedamaian,
tidak kesenderian, tetapi bersamamu keabadian.
Di birumu ada keheningan,
tidak kegaduhan, tetapi nyiur buka wahana.
Di situlah terlelap pening dan penat,
setelah bermil mil melintasi padang kesendirian.
Di situlah ayun lagu sepi berlabuh diayu terjamu.
Selamanya aku ingin tidur di biru matamu.
Hochschule, 061204
========================================
Pengirim : gendhotwukir
========================================