Kupandang tajam tajam,
seraut muka dalam cermin
Dan itu aku…….
Tergambar jelas guratan guratan halus lelah
Sedetik kemudian aku sadar
aku mulai melapuk
Kubiarkan tanganku menjelajah dada
Mencari jantungku yang berdetak satu dua
Dan aku kecewa,
aku tak temukan cinta
Lalu kuhujat raut muka dalam cermin
“Kau pasti telah mencurinya”
Kemudian terlukis kecewa yang sangat
Namun lirih ia berucap
“Maaf aku tak pernah mencurinya darimu.
Ruang hatiku kosong tanpa cinta sepertimu.
Bahkan detaknya yang kemarin masih satu dua kini sama sekali tak terasa”
Aku tersentak,kugapai raut muka dalam cermin
Dan kusentuh jantungnya
Dan……..
Oh Tuhan ternyata sungguh,
“Pergi dan cari cinta itu.Dan carikan pula untukku”
Aku mengangguk
reflek tersirat rona bahagia
Dan aku beranjak
Menembus belantara malam yang miskin serpihan bintang
Laskar laskar ketakutan mulai menyerbu secuil keberanianku
Namun……..
Untuk cinta, satu dua nyaliku kutata
Lalu mata malasku mulai mengintip semak semak asa
Mematahkan ranting rentan kegelisahan
Dan……
Oh………
Sepasang mata tajam menyeruak
Melumerkan sebagian isi jantungku
Lalu kucari jantungku
Dan syukur masih utuh dan tidak hilang bersama cinta
Tapi mengapa???
Mengapa jantungku tak berdetak satu dua???
Mengapa harus seperti gempa???
Namun juga mengapa???
Mengapa aku suka mata tajam itu menghujamku lama???
dan mengapa aku merasa bahagia???
Aku sunguh tak tahu
Lalu aku kembali
dengan kaki seribu ,tunggang langgang
Kuboyong berita yang berisi ribuan mengapa
Aku tersengal,mungkin sejengkal lagi aku melangkah aku akan sirna
Dan ku sua raut muka dalam cermin
Dan…….
” Oh Tuhan mengapa raut mukamu terbakar??”
“Karena aku bahagia.Karena aku telah temukan cinta.Dan karena jantungku kembali detaknya.”
“Bagaimana dengan aku??”
Bukankah aku juga kamu dan kamu juga aku.Kenapa kita tak membaginya??”
========================================
Pengirim : Ann
========================================