Si Kabayan terihat mondar – mandir di kamarnya. Sedangkan Si Iteung berbaring di kasur. Bulan Juli 2002 ini usia kandungan dalam perut Si Iteung
menginjak 7 bulan. Itu berarti 2 bulan kemudian anak Kabayan akan lahir.

Si Kabayan sedang mencari nama untuk anak keduanya. Jenis kelaminnya laki – laki. Lalu teringatlah Si Kabayan pada seseorang leluhur di kampungnya, Si Bengal.

Segera saja Si Kabayan pergi ke rumah Si Bengal.
Sesampainya di rumah Si Bengal, Si Kabayan menceritakan permasalahannya. Kepala Si Bengal manggut – manggut menunjukkan dia paham dengan masalahnya.

Si Bengal :� Begini Kabayan. Kamu lihat nama – nama di kampung kita ini. Misalnya saya Si Bengal, Si Dungu, anakmu Si Bego. Nama – nama seperti itu merupakan tradisi di kampung kita Kabayan.�

Si Kabayan :� Tapi, Bengal, lihat dengan semua nama itu, kita tahu di kampung kita nama sama seperti orangnya. Anak pertamaku, Si Bego otaknya Bego. Kamu Si Bengal sifatnya Bengal. Aku tidak mau mengikuti tradisi kampung kita lagi. Ini demi masa depan anakku, nama baik keluarga Kabayan dan nama baik kampung kita.�

Si Bengal :� Apalah arti sebuah nama
Kabayan. Itu tergantung manusianya juga.�

Merasa tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan tapi justru sebaliknya, dia pamit meninggalkan rumah Si Bengal. Maka pergilah Si Kabayan menuju ke rumah Pak Kyai. “Assalamualaikum Pak Kyai.� Kemudian terdengar balasan salam Pak Kyai, Walaikumsalam�

Si Kabayan :� Begini Pak Kyai, Si Iteung, biniku sedang hamil 7 bulan, sedangkan sampai saat ini saya belum mendapat nama yang pantas,
bagaimana, tolong carikan nama putraku yang kedua ini Pak Kyai.�

Pak Kyai tersenyum. Dia pun sedang berpikir, apa nama yang bagus untuk anak kedua Si Kabayan ini. Tak lama kemudian Pak Kyai mengucapkan hamdalah. Kabayan bingung karena tidak melihat ada malaikat yang memberikan wahyu.

Pak Kyai :� Namanya Muhammad saja, Kabayan. Kamu tahu anak pertamamu, Si Bego, dia bego beneran kan jadinya. Insya Allah dengan
nama Muhammad, ia akan berperilaku seperti Rasul kita Muhammad SAW.�

Si Kabayan :� Nama yang bagus Pak Kyai. Karena di kampung kita tradisinya nama diberi kata Si didepannya, maka namanya Si Muhammad ya.�

Pak Kyai :� Jangan Kabayan, tidak sopan
kamu pada Nabi Muhammad, berilah nama yang baik, jangan asal ikut – ikutan tradisi.

Si Kabayan :� Oh iya bagaimana kalau Muhammad Kabayan, agar anakku ini membawa nama ayahnya. Bagaimana Pak Kyai?�

Pak Kyai :� Boleh saja. Semoga nama itu
membawa berkah dan rahmat bagi kamu, Iteung dan anak pertamamu, Si Bego.�

Akhirnya Kabayan, Iteung dan Si Bego sepakat untu memberi anak kedua dan adiknya dengan nama Muhammad Kabayan.

( Hikmahnya, berilah nama – nama yang baik untuk anak – anakmu agar nama itu membawa berkah didalam kehidupan berkeluarga.)

========================================
Pengirim : Rakhmat Mogar Poerbonegoro
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *