Badai Ini

Apr 12, 2004

Andi berdiri di pojok ruangan. Menatap pada satu satunya obyek manusia selain dirinya di ruangan ini. Nien, yang duduk terdiam bangkunya. Bukan sekedar diam biasa. Gadis itu nekat membisu dan membiarkan dirinya dikelilingi pikiran yang tidak tidak. Nien sengaja membuatnya salah tingkah.

�Please, Nien. Say something�,� kata Andi lirih.
Tidak ada jawaban. Bahkan sebuah gerakan yang menandakan ketertarikan pada omongannya pun tidak.

Andi mendekat. Mengambil kursi. Menggesernya tepat di hadapan Nien.
Nien membalas tatapannya. Polos. Tidak ada makna apa apa dibalik pandangan itu.

�Maki aku, Nien. Apa saja asal jangan diam��
�Badai ini�� Kalimat Andi terpenggal. Nien mengacungkan jari telunjuknya ke mata Andi. �Badai di matamu ini, aku sudah pernah melihatnya. Bagaimana akhirnya pun aku sudah tahu. Jadi kenapa musti dibahas? Kamu nggak capek?�

�Kamu mau bicara, bagus. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya.�
Nien tersenyum kecil. �Klise. Aku sudah pernah dengar itu. Kamu mau bilang kalau kamu khilaf? Cari alasan lain. Masa sudah dua kali selingkuh alasannya masih sama, dengan cewek yang berbeda lagi. Nggak keren. Atau mau aku cariin alasan?�

�Nien, jangan main main. Aku serius.�
�Aku juga. Tapi nggak perlu ngotot dan tereak tereak, khan?�
Andi terdiam. Meraih tangan Nien yang masih berada di depan matanya. Menggenggamnya erat.
�Oke, kamu sudah tahu arah pikiranku. Sekarang aku nggak akan muter muter lagi. Maafin aku, beri aku kesempatan. Sekali lagi.�

�Berarti ini untuk ketigakalinya?�
�Terserah kamu mau bilang apa. Aku masih sayang kamu, Nien.�

�Kalau sayang, kenapa selalu nyakitin aku?�
�Aku� aku khilaf, Nien.�
Tawa Nien meledak. Tapi hanya sebentar.
�Ups, nggak sengaja.�
�Jadi�? Aku masih punya kesempatan?�
�Jangan ge er dulu. Sekarang aku pengen kamu bantu aku mikir.�

�Mikir apaan?�
�Begini�� Nien menata letak duduknya. Andi terpaksa melepas genggamannya. �Kamu selingkuh, trus masih tetep pengen dimaafin. Oke, aku maafin. Jangan seneng dulu,� sergah Nien saat melihat pendar cerah di mata Andii. �Besok berita ini akan segera tersebar ke seluruh sekolah. Dan kamu tahu apa artinya? Aku akan jadi cewek terbodoh di sekolah ini.�

�Kamu nggak bodoh. Kamu pemaaf.�
�Tidak akan ada yang bilang seperti itu, An. Percaya deh, sama aku.�

�Jangan dengerin omongan mereka. Kita hidup untuk diri kita sendiri.�
�Tapi mereka ratusan orang, sementara kamu cuman satu . Kalau dikalkulasi, kamu kalah suara.�
�Yang penting kamu masih sayang aku.�
�Nah, kita bahkan belum membahas itu. Darimana kamu yakin kalau aku masih sayang kamu?�
�Aku yakin masih. Buktinya kemarin kemarin kamu masih maafin aku dan bolehin aku balik. Berarti�.� Andi tercekat. Menatap Nien dengan gundah.

�Kok, nggak dilanjutin? Kamu nggak yakin, kan? An, coba lihat ini dari sudut pandang kamu. Posisikan kamu sebagai aku. Kamu akan tetap bolehin aku balik kalau aku selingkuh?�
�Pasti Karena aku sayang kamu. Eh, mau kemana?�

Nien meraih tasnya. �Pembicaraan ini nggak nyelesein apa apa. Kamu masih bingung dengan dirimu sendiri. Besok kamu akan mengerti.�
�Nien, tunggu �

Di tengah pintu, Nien berhenti. Menoleh.
�Kita putus.�
�Nien��
Nien mengangguk yakin. Melanjutkan langkah kakinya. Kali ini lebih ringan dari langkah langkahnya yang kemarin. Harusnya ini yang aku lakukan dua tahun lalu.
END

SMG:10.04.04

========================================
Pengirim : er nisa
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *