Aku menulis puisi
Tentang BBM yang naik lagi
Tentang sepiring nasi yang bakal naik lagi di warteg tempat biasa aku makan dan minum kopi
Tentang bingungku sendiri

Katanya subsidi sudah ditarik
Rakyat kecil menjerit jerit. Kerongkongannya koyak
Mau minum bensin katanya
Atau oplosan dengan minyak tanah.

Aku menulis puisi
Tentang bingungku sendiri
Tentang orator dan korlap yang berbusa busa mulutnya
Memperjuangkan nasib kami
“Rakyat yang perlu diperjuangkan nasibnya” kata mereka

kok bisa ya? Aku menulis puisi
padahal perutku lapar
apa aku bisa hidup dengan makan puisi?
Tapi tak apa. Toh selama ini aku juga hidup tanpa subsidi dari pemerintah
Makanya terserah aku dong, kalau aku menulis puisi tentang keputus asaan lebih separuh rakyat miskin negeri ini
Yang penting puisi puisiku tidak dikenakan pajak yang bisa membuatku menjerit jerit sampai tenggorokanku koyak seperti korlap yang membawa toa ditangan, dengan jari mengacung acung tinggi. Ngeri.

Aku menulis puisi
Tentang pemerintah yang menarik subsidi untuk rakyatnya
“Saudara saudaraku Hari ini pemerintah mencabut subsidi atas BBM. Kita mati menjerit. Buruh pada stress, anak anak telanjang, busung lapar. Negeri ini cepat atau lambat menjadi negeri anarkis, mari bersatulah , kaum buruh tani, mahasiswa dan rakyat miskin kota….”

Aku menulis puisi
Cuma lagi pingin nulis puisi saja
Karena dijalan macet, akibat aksi mahasiswa yang memperjuangkan nasib kami itu
“Lha? Memperjuangkan apa memperparah?”
papar seorang ibu membuatku malu.

Aku menulis puisi karena aku sedang malu pada diri sendiri
Tak mampu berkoar koar dengan tangan memegang toa dan jari diacungkan tinggi, hi… ngeri
Maka, ya aku menulis puisi saja.
Menyusun potongan potongan kata, merangkai fragmen dan membuat sebuah berita

“istana berhasil direbut oleh people power”
mimpi kali ye?

Yang jelas aku mau menulis puisi saja
Siapa tau ada nilai jualnya, bisa ditukar dengan kemahsyuran seperti milik rendra
Tapi hari begini siapa yang sudi membaca puisi?
Kalau nda ada, yo wis biar aku saja.
Saat ini akulah korlapnya
Sampeyan mau apa?

Aku menulis puisi
Dari pada aku pusing dengan BBM yang tak lagi disubsidi
Lantas sters, maki maki, telanjang, ngeberakin istana negara?
Lha? Please dong…

Aku menulis puisi
Aku pikir itu lebih baik dari pada memperjuangkan nasib rakyat.
Sebab rakyat tak perlu diperjuangkan
Sebab rakyat adalah manusia yang merasa
Memiliki negeri ini.
Aku pikir goblok saja berpanas panasan, saling dorong dengan aparat dan baku hantam seperti orang barbar… demi rakyat
Kumpulan manusia yang tak pantas diperjuangkan nasibnya

Aku menulis puisi
Bukan untuk masuk tipi

Aku menulis puisi
Kau bilang aku orang mati

Biarinlah
Aku menulis puisi saja
Daripada harus mencorat coret tembok rumah yang tak berdosa
Biarin ya
Biarin aku menulis puisi saja
Aku tak mau menambah dosa soalnya

Apa? Kamu bilang aku hipokrit? Komprador? Tidak mempunyai idealisme?

Ya sudah, aku menulis puisi saja
Tidak tentang kenaikan BBM

Puisiku kali ini mengenai cicak cicak di dinding

“So come brothers and sisters
For the struggle carries on
The internationale
Unites the world in song
So comrades come rally
For this is the time and place
The international ideal
Unites the human race”

hehehe nyaru jadi aktipis ah…

potongan lirik Internasionalle

========================================
Pengirim : T. Arif
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *