Dia sebentar sebentar mondar mandir lalu duduk dan termenung. Diambilnya sebatang rokok dari saku celana yang sudah lusuh lalu diselipkan dikedua bibirnya yang menghitam. “Cress…” rokok dinyalakan lalu dihisapnya dalam dalam seakan akan enggan untuk dihembuskan. Seperti yang saat ini ada didalam hatinya, dia enggan untuk melangkahkan kakinya keluar rumah.
“Suntuk ” gumamnya dalam hati sambil dia berdiri. Disingkapnya gorden jendela rumah dan pandangannya lepas keluar. “Masih adakah waktu esok untukku? Dimana sebenarnya kebenaran? Dimana sebenarnya kebohongan?” gumamnya lagi. Dilihatnya jam tangan merek ALBA sudah menunjukkan jam 11.00 tepat. “Sudah siang…” begitu katanya. “Cabut.. ahhh” katanya sambil melangkahkan kaki.
Sekali lagi, ternyata motor bututnya tidak mau diajak kompromi. “Sudah siang begini masih ngadat aja “. Diletakannya tas ranselnya diatas kursi, satu per satu dia melepaskan jaket jeans dan kaos oblong. Dia telanjang dada dan hanya mengenakan celana jeans. Lelaki kerempeng ini sudah siap untuk mereparasi motor butut warisan orang tuanya. Setelah kira kira 1 jam dan utak atik sana sini akhirnya berhasil juga kerja kerasnya.
“Ngengg…” knalpot motor itu mengeluarkan asap. “Beres..” katanya sambil mengenakan jaket dan kaosnya. Akhirnya dia berlalu hanya meninggalkan jejak jejak roda motornya. Seperti dia meninggalkan kebosanan.
New Delhi, 21 Jan 04
========================================
Pengirim : Mas Nug
========================================