Hhhhh….entah harus memulai dari mana. Karena apa yang kurasa skarang ini aku sendiri tak tau. Apakah aku bahagia atau sebaliknya?
Aku kenal kamu dari mirc, pertama kita cuma sekedar teman. Lama lama akhirnya kita pacaran 🙂 tepatnya kencan buta. Aku tidak pernah tau siapa kamu, karna aku tidak pernah liat muka kamu.
Sedangkan kamu pernah lihat aku walaupun cuma sebatas kirim foto. Bulan ini genap 5 bulan kita pacaran. Kamu ada di Dumai dengan pekerjaanmu (pelaut) yang mengharuskan kamu untuk terus berlayar, sedangkan aku disini (Menado) dengan kesibukanku sendiri. Walaupun begitu komunikasi kita lancar, kita sering sms an and telp2 nan. Aku bahagia dengan hubungan ini walaupun kata orang ini tak akan selamanya. Aku tidak pernah tau apakah aku benar benar jatuh cinta padanya atau tidak. Aku tidak pernah tau apakah aku benar benar sayang dia atau tidak. Sampai hari itu tiba. Hari dimana kamu mengungkapkan apa yang seharusnya diucapkan oleh seorang pria yang sudah dewasa.
Kau memintaku untuk menjadi istrimu. Oh Tuhan… Seharusnya aku bahagia dengan apa kudengar, dan aku memang bahagia. Tapi…hatiku juga sakit dan sedih atas permintaannya itu. Tuhan… mengapa harus ada perbedaan antara aku dan dia? Mengapa aku harus bertemu dengan orang yang bukan jodohku? Aku tak pernah bisa mengiyakan permintaannya karena kepercayaan yang berbeda, aku tak pernah bisa mengiyakan permintaannya karena aku tau dia bukan untukku.
Hatiku menjerit, hatiku berteriak, menangis karena kenyataan yang begitu menyakitkan Tapi aku mau belajar bersyukur atas apa yang sudah terjadi pada diriku. Sesakit apapun itu, seberat apapun itu, pasti Dia sudah menyiapkan seseorang yang terbaik untukku dan untuknya.Trimakasih Tuhan untuk kesempatan yang sudah Tuhan berikan supaya aku belajar bahwa apa yang aku anggap baik belum tentu baik dimataMu.
========================================
Pengirim : juli
========================================