Diujung senja saat sang surya tenggelam di ufuk barat, aku melihat langit merah merona.
Kutatap langit tanpa beranjak dari tempatku berdiri, “Aku ingin menikmati karyaMu Tuhan” gumamku.
Tak terasa senjapun telah berlalu, “Ya Tuhan, mengapa hanya sekejap Engkau berikan keindahan?”.
Lalu kulangkahkan kaki sambil menelusuri jalan setapak menuju danau kecil yang dialiri oleh mata air dari bukit seberang.
“Ahh..” sambil melepas lelah dan membaringkan badan diatas bangku bambu, aku melihat diatas langit angkasa raya bulan bundar bersinar dikelilingi kelap kelip bintang. “Indah Tuhan, sungguh indah, mengapa Engkau selalu memberiku keindahan hanya sekejap?” Kali ini juga aku yakin kalau keindahan ini akan sekejap seiring menyingsingnya sang surya.
Tiba tiba lamunanku disentakkan oleh tawa canda dan gemericik air yang dikepakan oleh tangan anak anak desa. ” Lihat Bulan, bintang dan isi angkasa raya bercermin di air danau yang bening” Aku melihat pantulan cahaya dari langit menari nari diatas air.
Semakin sang surya menjauh dari tempatku melamun seakan akan Bulan menghampiriku dan berucap “Jangan sedih, aku akan selalu menghampirimu dengan senyumanku”.
“Terima kasih Tuhan, Engkau telah memberikan senyuman Bulan untukku” ucapku.
Bulan pun tersenyum dan berlalu.
========================================
Pengirim : Mas Nug
========================================