Lalu Kawanan burung bangau menerjang Senja
Sementara kau kenangkan nasib kita
Mengolah tanah yang kering tanpa kata
Sekarang, aku bimbang merancang masa depan dunia

Burung burung Bangau hilir mudik menyapa
Memacari langit, mendayung angin kala senja
Karena mengerang adalah sia sia
Masa lalu biarkan berlalu
Biarlah melekat pada dahan yang kering
Terpanggang sang surya musnahlah ia, segera menyambut senja

Aku menyulam hari esok
Memagari ladang dengan kawat berduri
Wajah wajah garang berkeliaran di sini
Setiap saat menembakiku dengan duri

Wahai, burung � burung bangau
Akan Kau bawa kemanakah aku ?
Melewati pedusunan udik,
Lembah kering,
Hutan gundul,
Terbang tinggi menerjang ganasnya langit ke �7
Lantas kau lepaskanku di pesisir pantai

Aku Termangu di tengah tengah kawanan Bangau
Bangau bangau berjingkrak terbang merendah menyapaku
Mengajakku menari bersama
Menginjak injak sawah petani yang keronta

Lalu kutanya pada pasir agar mengata padaku
Benarkah aku burung bangau ?
Kemana pun ku terbang ribuan burung bangau mengejarku
Sementara aku mengenang tanah kelahiranku yang keronta
Burung burung bangau mematoki pantatku
Menyadarkanku akan pesta bangau di kala senja

Sungguh, Kita tak pernah mengerti rahasia pesta bangau
Tayangan dalam layar hidupku mu adalah tanah kering yang menjerit merindu air.

Malang Selatan, 251102

========================================
Pengirim : Gendhotwukir
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *