Ika Nurhasanah, Tahukah Kamu ?
Ika nurhasanah kenapa sempit sekali ika artikan cinta apa kerena patah hati sehingga ika berkata seperti itu atau mungkin mengartikannya hanya dari segi satu sisi sehingga artinya aku rasa kurang…
Intisari Cerita Indonesia
Kumpulan puisi, sajak, poem, pantun, parikan ataupun kidung yang indah dan menarik hati
Ika nurhasanah kenapa sempit sekali ika artikan cinta apa kerena patah hati sehingga ika berkata seperti itu atau mungkin mengartikannya hanya dari segi satu sisi sehingga artinya aku rasa kurang…
kenapa udara terasa hampa hingga berat kuhirup kenapa tubuh begitu kaku untuk kugerakkan dan kenapa angin menyelinap di belakangku seperti tak ingin aku rengkuh apakah memang aku tak layak untuk…
pernah aku ditanya oleh angin tua yang sedang berjalan dia mendekatiku dan bertanya dengan lirih mengapa kau masih ingin hidup? lalu aku berbicara tentang hidup kepadanya wahai angin tua separuh…
pusing kepalaku diantuk rasa walau sesekali sakit itu hilang… tetap saja kemudian aku menjerit perih yang bisa kulakukan untuk hilangkan sakit adalah diam di sudut ruang mendekap kaki dan menangis…
” PELABUHAN ” kenapa tak pernah kau tambatkan, perahumu di satu dermaga ? padahal kulihat, bukan hanya satu pelabuhan yang mau menerima kehadiran kapalmu kalau dulu memang pernah ada, satu…
Pernah terucap janji hati tuk pergi.. pernah terucap kata kata yang goreskan lara.. lalu.. kehadiranmu kini.. menjadi sebuah kebimbangan.. dan bibirkupun tak mampu.. mengolah jawaban.. untuk permintaan maafmu.. maafkan aku..…
Sejenak setelah aku melangkah… Ada berjejal bayangan meggoda, Lalu langkah itupun terhenti.. Tatkala ada rindu.. Tatkala ada kasih… Dan ketika ada sebuah harap.. Akan makna kebersamaan.. Ketika kejujuran hati berujar,…
Cinta Cinta… kau datang dari hati lalu mengeluarkan dari mulut. tapi kalau diucapkan susah sekali hati berdetar2 kalau ingin mengucapkan nya. apa lagi kalau dia menjawab ga hati pun jadi…
sejak terbenam dalam lumpur salahkah menanam bunga bakung yang elok aku bukan yang kauingin setahun sudah rentang waktu terkulai kapankah segera terbit dikau di kala terperosok piawai alunan nyanyi sendu…
aku onani tiap malam dengan bulan sebagai bahan berdebar menunggu orgasme hingga tak sadar meracau aforisme kurasakan kocokanku makin cepat cepat…dan cepat… tapi aku masih bersabar menunda klimaks “baru tujuh…