Category: Puisi

Kenapa marah jika teman Kenapa berharap jika teman Kenapa tersakiti jika teman Kenapa ada duka jika teman Jika hanya teman kenapa bersedih Jika hanya teman kenapa merindu Jika hanya teman…

Sudah lama aku mengenalmu,sudah lama pula aku memandangmu,mencuri curipandang hanya untukmu aku tak mengerti kenapa aku seperti ini,mulanya kau melihatku dengan lirikanmu,aku tak kan melupakan kedua bola matamu yang indah…

Ada larik yang ingin kutulis tapi tanganku kehilangan cara untuk mencipta Ada rasa yang ingin kusampaikan tapi mulutku tak tahu bagaimana berucap Kaku dalam hati menjalar memasuki nadi yang lumpuh…

Hawa merindu ini kian payah Aku tak tahu sebab sebabnya kalah Serumpun urat hatiku mencencang lemah Makin kumerasa … makin terkatung katung salah Benar.. Aku merindunya terlalu Kepada kekasihku selalu…

tiada indah hari yang kukecap kala sang surya telah lelah bertugas tiada nikmat malam kujelang walau bulan telah berdandan diri untuk menjadi cantik dengan gaun malam rajutan bintang dan langit…

maaf… jika malam ini aku tidak bisa menemanimu menghitung berapa banyak bintang yang bersinar tak bisa menemani senyum indahmu saat kucingmu terbiasa lari dan tidur di pangkuanku tak bisa bersamamu…

Tulis Sitor dalam sajak “Danau Toba”: Aku rindu pada bahagia anak, Yang menunggu bapaknya datang, Dari gunung membawa puput, Sepotong bambu tumbuh di paya paya. Pada perahu tiba tiba muncul…

Penat oleh dalil dalil metafisika Aku berjalan menyusur jalan setapak tak berujung Menyapa Rindang pohon sesawi yang memberontak takdir karna tak pernah terpenuhi harapnya Dahan kacang kacangan meranggas menyapa sukmaku…

Lalu Kawanan burung bangau menerjang Senja Sementara kau kenangkan nasib kita Mengolah tanah yang kering tanpa kata Sekarang, aku bimbang merancang masa depan dunia Burung burung Bangau hilir mudik menyapa…

Itu adalah jembatan kenangan Dulu di bawah senja pemuda pemudi lalu lalang Menapaki aspal, menimang semangat juang Tak peduli senja yang kian petang Di sudut jembatan aku mengenang masa masa…