Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling.
13 November 1943.
Dari puisi “DOA” Chairil Anwar
Suatu waktu kami pergi mendaki gunung Rinjani di Lombok. Kami sengaja memilih jalan hutan di atas danau Segara Anak. Hutan lebat jalan setapak dan alamnya indah. Sebuah panorama tropika.
Kami berhenti sejenak dibawah pohon besar. Akar akarnya melingkar bagai ular kemana saja. Dan kulit pohonnya terkupas, karena panas jadi kering.
Disitu seseorang dengan menggunakan pena yang tahan air, menuliskan sebuah cerita hidupnya.
Ditulisnya : “Aku lihat.
Aku pikat.
Aku dapat.
Aku sikat.
Aku minggat”.
Tanpa nama penulisnya dan kapan ditulisnya.
Kami jadi mencoba menebak, apa yang dilihatnya?
Bagaimana penulis (beliau tersebut) memikatnya?
Apa yang didapat? Lantas setelah disikat. mengapa perlu minggat? Kami jadi berpikir yang bukan bukan. Apakah kemungkinan ia menjarah sesuatu dari alam sekitarnya? Apakah ia takut ketahuan petugas Kehutanan? Atau sesuatu yang lebih serius dan bernada kriminal telah terjadi?
Kami cuma bisa membayangkan lewat imajinasi.
Tapi cerita pendek yang paling pendek (hanya 10 kata saja) yang ditinggalkannya jadi panjang dalam perjalanan kami.
Bukan main.
Begitulah hidup Ada ada saja
Melbourne, musim gugur 2004.
========================================
Pengirim : El Camino
========================================
Cerita pendek yang paling pendek????…..
Hem bener sih, nie emang pendek, Tapi kok aku bacanya malah jadi berpikir panjang ya?…