MerapiMU hancur, entahlah kami,
anak cucu mau makan apa.
Sementara berderet deret robot berjejal menderu,
menyusur lereng yang gaduh,
memetik mahkota bunda, membopong mayat mayat anak cucu kita,
Kau melongo heran teknologi,
tutup mata hati, tutup telinga hati,
bahkan, tutup nurani untuk nasib anak cucu.
Kita ini cinta anak cucu, bukan ?
Di gubuk tua itu tidakkah Kau dengar kidung duka anak cucu kita ?
Sementara bangkai perjaka terkapar, tergilas kaki sang buto di perempatan ,
matamu terbuai tontonan percik percik penindas.
Demi anak cucu,
Kukata dengan lantang.
Wahai, mutiara Merapi, bangunlah dari tidurmu
Fajar hampir tiba,
Tangis anak cucu mendampa keringat perjuanganmu.
Gilas penguasa serakah.
Lereng Merapi dalam Gelar Budaya 2003
========================================
Pengirim : Gendhotwukir
========================================