Itu adalah jembatan kenangan
Dulu di bawah senja pemuda pemudi lalu lalang
Menapaki aspal, menimang semangat juang
Tak peduli senja yang kian petang
Di sudut jembatan aku mengenang masa masa yang lekat dengan garang

Tapi, dengarkan sekarang
Di bawah azan mahgrip sang jembatan tertawan
Garang dengan tehnologi yang lancang
Menindas setia sang sukarelawan

Di bawah jembatan, kini berjejal gubuk gubuk karton
Tentu saja, pemandangan yang menyiksa mata
Tapi, karna ulah siapa , jembatan ini suka ditonton
Tentu, bukan kerna kenanganku yang hadir menyita

Di ujung jembatan aku menjadi tersiksa
Jerutan anak anak itu tak henti bertanya
Dimana Tuhan berada ?
Dimana keadilan Nya ?

Senja sungguh semakin petang
Ketika pancaran mata orang tua memandang memelas
Membuatku semakin melupa kenangan kita , sayang.
Membawaku pada kenangan baru yang meminta belas

Aku tertegun,
Lalu lalang pemuda pemudi berganti lalu lalang kendaraan sialan
Mungkin aku sedang melamun ?

Lalu tak kumengerti yang terjadi, Jembatan itu menyapa, �Dengarkanlah aku pemuda tampan�
� Aku tak mungkin lelah dengan keadaan ini�
�Meski kau hanya ingin mengenang kini�

Sungguh aku semakin ngeri
Jembatan ini kini saksi kematian tanpa kata.
Bisu di bawah penderitaan yang tak terperi
Tanpa keluh kesah menghadap dewa.

Di bawah terang lampu neon
Jembatan itu tampak indah
Tapi, tengoklah ke bawah
Jiwa jiwa gentayangan mengaduh kalah
Tertimbun kenangan lama yang tak sanggup lagi dipikul sang Jembatan tua.

Malang, 7 Desember 2002

========================================
Pengirim : Gendhotwukir
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *