Di Luka

May 31, 2004

alangkah luka pertemukan kita
disiram sinar matahari

maka mengaduhlah kita
melabuhkan duka atas cederacinta
didusta khianat, airmata imitasi
menyentuh bilurbilur kayu salib
Dia bermahkota duri
terkelupas dari kepala kita berduka

betapa katakata tautkan kita
berbaur geram pada debu diri

tapi kuhendak pergi
kantongi perihhatiku
batinku tak sanggup lagi
berenang, berkubang
dalam lubang perigi puisipuisitipu
yang aniaya rasa, menista nurani
kehalusan budipekerti dicabiknya

kaukempit kakiku
“larungkan laramu
di laut langit hatiku
biarlah larut,” katamu

angin pesisir nestapa menerpa kita
tanpa dia, tanpa mereka
di pantaipantai suara berantai
melepas senja jatuh di kakilangit

kakiku gemetar ingin segera berlalu
dari kedua ujung bolamatamu
dari sulursulur liurliar mereka
dari kepulauankata dihuni dusta
tinggalkan tatadunia maya

kautarik jumbai bajuku
“kalau kau pergi,
siapa kan temani kata?
aku pun luka
merana.”

kauingin aku tetap di sini
berbagi pedih berbagi perih
lapangkan jiwa selapang samudera
bahwa kejujuran pasti menang
meski hargadiri harus hancur

kuingin kita beriringan
menyaksi fajar fatamorgana
berkelakar ingkari risaurealita
melukar dera derita hati

dan kakiku terpaku di sini
di muara lukalara kita
bersama sebuah perahu rindu
(entah milik siapa)
mengapung di situ

========================================
Pengirim : agts wahyono
========================================

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *