Buat Pak Richard. Y. Siregar
dan Pak Abbas di pulau Lombok yang jauh dimata.
LIFE IS EITHER A DARING ADVENTURE
OR NOTHING Helen Keller.
Segara Anak dibawah kaki kami. Dikiri gunung Agung tanah Bali dan dikanan gunung Tambora tanah Sumbawa.
Puncak Rinjani di tanah Lombok, dalam pelukan mesra awan yang bagaikan selimut atau jubah kelabu. Matahari dengan malas terjun perlahan di ufuk barat yang sayup.
Datang malam kami bertiga pendaki gunung, tertahan di tebing padang lalang dan kegelapan yang mulai mengurung.
Air Segara Anak masih bisa terlihat.
Tapi lapar, haus, letih dan panggilan tidur, merebahkan kami di gua batu batuan.
Disinilah, tak jauh dari puncak Rinjani, kami tegakkan tenda darurat buat bermalam.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Dalam nyenyak yang tak terbayang dan mimpi yang liar, kami lupa segalanya.
Lupa lapar, air dan dingin yang begitu buas.
Bangun pagi kami menemukan kubangan lumpur yang berair. Membuat kopi yang aduhai nikmatnya kayak di Paris atau Beirut Cafe saja.
Badan jadi lebih bangun dan punya gairah hidup kembali.
Ais Segara Anak nampak begitu dekat dan sesekali terdengar sayup suara air berdesir.
Tak tahu di arah mana datangnya.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Di Segara Anak nampak belibis atau bebek liar berlarian, berenang dan bermain bebas.
Siapa tahu juga ada ikan, kata kawanku.
Well my friends, siapa tahu makan siang bisa jadi ikan panggang atau sate belibis.
Wah, pikiran kami kemana mana Begitulah fantasi perut yang lapar dan dahaga.
Kami ingat semua warung nasi kota Yogyakarta, rumah makan Padang bandar Jakarta dan semua daftar makanan dan minuman cafe dan warung di pantai Kuta atau di gunung di Ubud dan Kintamani yang aduhai santapannya.
Ingat makan enak akhirnya malah menyiksa.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Akhirnya perlahan setelah berkemas, kami merangkak atau merayap tebing menuju ke Segara Anak.
Begitu menyentuh airnya, kami langsung bertelanjang bulat terjun ke Segara Anak.
Ya Tuhan, puji syukur betapa nikmat airmu
Soal makan dan minum, segera menyusul setelah badan dan jiwa jadi segar bugar dan normal kembali.
Pertama kali kami ngopi dulu, disusul masak nasi dan panggang ikan kering serta buat sedikit sambal terasi dengan bawang merah.
Wow, sedapnya bagaikan di pesta Sultan Brunei atau perayaan orang Bali.
Tak terlupa selamanya.
Melbourne 2004.
========================================
Pengirim : El Camino
========================================