Pekat langit melumat rembulan
radioku berdendang tiada jeda
berjingkrak rakcak lagu girang
riuh renyah bocah kunyah sepiku.
Semua bunga ikut bernyanyi
gembira hatiku
segala rumput pun riang ria
Tuhan sumber gembiraku.
Badanku bergoyang goyang
jempol kakiku berangguk angguk
jemari tangan dan key boardku berpagutan
kata kata bersahutan, sajak lagu berpautan.
Semua pematang sawah
menanti telapakmu
derita ria bersama
meringankan langkahmu.
Lagu itu masih mengguncang gelap gulita
menaburi hitam legam malam dengan puisi
membumbui pengap sayap dengan sajak
menyanyi menari sendiri tanpa gemintang.
Jelang ujung bulan kantong kebobolan
jelang ujung jalan kursi empuk kedodoran
jelang ujung lajang kekasihanku pisah jalan
jelang ujung jurang kupertahankan jogetan.
Tuhan lah sumber gembiraku.
Bumiaji, 20 Januari 2004.
========================================
Pengirim : Agts Wahyono
========================================