dalam kesepian yang menguasai hari hariku, aku mendapatkan banyak “sesuatu” yang mengemplang kepalaku.
aku bukanlah siapa siapa itu yang kurasakan. hidup dalam sebuah komunitas baru yang lebih bermakna (mungkin). sebuah komunitas religi dan educated. sebuah komunitas yang mana aku adalah sosok “tak ada”
aku bingung mau berbuat apa. karena komunitas ini sangat mempertimbangkan legal aspect. sedangkan aku terlahir dan hidup sebagai orang yang bebas dari legalitas konvensional. aku otodidak. apa yang aku bisa dan aku trampilkan adalah hasil dari pembelajaranku tentang kehidupanku sendiri, kadang juga pembelajaran nasib orang lain.
dalam ketidakberadaanku, aku merasakan keberadaan yang sesungguhnya. ingin berlari namun tenagaku terbatas untuk berjalan. ingin berteriak, tak ada ruang dan waktu yang pantas. ingin bernyanyi, hanya di dalam hati, sebab studio kamar mandiku juga bisa menciptakan gema yang mengganggu lingkungan heningku.
namun ada saat dimana kegelisahanku menggelora menjadi inspirasi yang tak tertuliskan. aku sangat tergantung dengan perangkat bantuku, yang tak aku miliki lagi saat ini.
realitas di komunitas baru ini membuatku ingin ikut bekerja. namun tetap saja aku “bukan siapa siapa”. aku hanyalah seonggok daging yang kebetulan ada di sana. hanya rangkaian tulang belulang yang menatap kegelisahan orang lain tanpa bisa berbuat, kecuali bicara sesaat lalu diam. aku sadar apapun yang aku bicarakan tak bisa mengubah keadaan.
aku rindu dengan pekerjaanku. akupun menggelindingkan diri kembali ke dunia asalku. dunia bebas, dunia penuh dengan ruang kreatifitas, dunia yang dapat memberikanku rasa hidup dan harapan. namun penggelindingan ini tak bisa lama lama kulakukan. bagaimanapun aku harus kembali dalam komunitas baru ini. entah bagaimana akhirnya. yang jelas di sini aku belajar diam dan bergetar hanya jika diperlukan.
========================================
Pengirim : mataharitimoer
========================================