Jangan Jadikan Bencana di Aceh sebagai awal dari Bencana yang lebih besar.
I.Peta kerusakan yang ada dan gambaran kasarnya.
Pada tanggal 6 January akan diadakan pertemuan untuk membahas penanganan bencana Aceh yang akan dihadiri oleh wakil dari berbagai Negara. Bencana Gempa Bumi yang dilanjutkan dengan Tshunami di Aceh benar benar mengerikan, Jumlah korbannya untuk Indonesia saja sangat mungkin melebihi 100.000 orang, belum lagi korban setelah itu karena berbagai sebab. Begitu juga harta benda yang hancur dan yang paling dashyat adalah dampak penderitaan bagi korban korban yang terkena bencana ini. Semoga saja ini bencana terakhir bagi bangsa Indonesia dan bukannya sebagai bencana awal yang semakin besar bagi negeri ini.
Kita melihat dan berusaha membantu, saudara kita di Aceh benar benar dalam kondisi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya karena begitu besar bencananya dan sangat memilukan hati dampaknya. Ketika pemerintah mengadakan pertemuan international tolonglah gambarkan bencana yang terjadi dalam setahun ini supaya masyarakat international melihatnya secara jelas dan nyata.
Bencana bencana yang terjadi dalam setahun ini yang saya ingat adalah sbb:
1. Gempa bumi di Alor Nusa Tenggara yang sampai saat ini belum tuntas penangannya.
2. Gempa bumi Nabire yang kerusakannya juga tidak kecil.
3. Banjir di Rokan Hilir Riau.
4. Banjir di Blitar dan sekitarnya.
5. Tanah longsor di Purworedjo.
6. Tanah longsor di Magelang.
7. Konflik di daerah Sulawesi Tengah, Poso, Palu, Bulukumba, Mamasha dll.
8. Konflik di Ambon.
Ini adalah bencana bencana yang nyata terjadi di Indonesia dengan kerusakan yang nyata. Kita tidak bermaksud mengemis dan memaksa bangsa bangsa di dunia untuk membebaninya tetapi dalam rangka menyampaikan informasi kerusakan yang terjadi hal ini perlu disampaikan. Kerusakan kerusakan yang nyata dan terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini adalah:
1. Hancurnya berbagai hutan tropis diberbagai wilayah Indonesia baik Kalimantan, Sumatera, jawa dan Sulawesi.
2. Dikeruknya berbagai bukit atau gunung diberbagai wilayah Indonesia.
3. Wabah malaria , demam berdarah dan kolera.
4. HIV yang mulai meningkat korbannya.
5. Pengungsi pengungsi yang terjadi akibat berbagai konflik di Indonesia terutama anak anak, perempuan dan orang tua..
Kita juga jangan menutupi atau pura pura bahwa hanya bencana itulah yang ada saat ini tetapi secara sistimatis harus mulai menghitung serta mengantisipasi bencana bencana yang akan terjadi karena dampak dari:
1. Peredaran narkotika yang sudah meluas sampai ke kampung kampung di berbagai wilayah Indonesia.
2. Berdatangannya para tenaga kerja wanita dari luar negeri dengan para bayi yang tidak teridentifikasi para Ayahnya dan hampir pasti akan dibesarkan tanpa kasih sayang dalam keluarga serta biaya yang cukup.
3. Pengangguran yang diprediksi telah mencapai 40 juta jiwa.
4. Kemiskinan yang mematikan serta kejahatan yang merajalela.
5. Rendahnya kemampuan keuangan Negara karena harus membayar hutang hutang yang dibuat pada masa lalu.
Kita jangan melupakan bahwa pada tahun 2005 ini pemerintah telah berencana akan menaikan harga bahan bakar dan jangan dikira bahwa jika hal ini terjadi tidak akan membawa sebuah dampak besar juga. Pada bulan January ini kedepan pada beberapa daerah telah memasuki bulan dimana hujan besar akan datang. Walaupun kita tidak berharap datangnya banjir tetapi jangan melupakan bahaya ini dan harus tetap mengantisipasinya.
Masyarakat belum juga belajar dan sadar :
1. Sebagian besar rakyat Indonesia sedang berduka tetapi tetap saja di poso meledak Bomb, ada apa gerangan disana?
2. Rumah ditinggal ke gereja ternyata dirampok.
3. Terjadi penembakan pada sebuah hotel terhadap pelayannya.
4. dll.
Kejadian bencana di Aceh juga telah membukakan mata bahwa transportasi darat ke Aceh untuk saat ini bukan lagi sebuah hal yang mudah karena bukan hanya Sumatera utara ke Aceh saja yang jalannya rusak tetapi lintas Sumatera juga ternyata jalannya tidak lagi mulus dan dapat dilewati dengan mudah dan cepat. Pada kejadian ini juga ternyata helicopter, Hercules dan kapal laut Tentara nasional Indonesia butuh waktu yang tidak singkat untuk dimobilisasi pergerakannya. Semua yang disampaikan diatas adalah fakta fakta yang bukan untuk diwacanakan serta diperdebatkan tetapi marilah kita cari jalan keluarnya.
Solidaritas masyarakat Indonesia dan dunia terhadap bencana di Aceh sangat luarbiasa tetapi kita harus segera berhitung akan sampai dimana fakta ini akan bertahan. Kesalahan perhitungan akan menjadikan bencana lanjutannya karena saat ini para pengungsi telah mulai meninggalkan tempat asalnya dan menyebar ke beberapa daerah di Indonesia. Tindakan beberapa Universitas segera membebaskan uang kuliah para mahasiswa asal Aceh adalah tindakan yang perlu dipuji hanya kita harus bergerak lagi kedepan untuk segera mengupayakan jalan keluar bagi kebutuhan hidupnya dalam masa transisi ini. Begitu juga penanganan terhadap para korban pada pasca bencana.
Pemerintah Republik Indonesia mau tidak mau harus segera juga mengambil langkah yang tepat dan cepat dalam rangkap merehabilitasi seluruh korban bencana yang ada di Indonesia saat ini. Penanganan korban bencana hanya pada daerah daerah tertentu saja dan tidak secara tuntas akan menimbulkan persoalan persoalan pada jangka panjang.
Penangananan bencana di Aceh sangat mungkin membutuhkan dana sampai 30 Milliard dollar USA belum lagi bencana bencana yang terjadi pada daerah lainnya. Penangananan bencana pada Alor, Nabire, Rokan Hilir, Blitar, Magelang, Purworedjo, Sulawesi Tengah dan Ambon sangat mungkin butuh 50 miliard dollar USA juga. Begitu juga kerusakan alam yang ada dan gejala gejala bencananya sudah muncul seperti longsor dan banjir sangat mungkin mungkin butuh 50 miliard dollard USA juga dan habisnya hutan ini juga sebenarnya mereupakan bencana terhadap umat manusia karena produksi oksigen menurun.
Sedangkan untuk penanganan terhadap bencana Narkotika, Kemiskinan, Pengangguran dan kejahatan sangat mungkin butuh 75 miliard dollar USA. Perhitungan kasar sementara yang minimal adalah Indonesia butuh 205 miliard dollar USA. Jika bantuan ini diberikan dalam bentuk pinjaman maka Indonesia benar benar akan terbenam dililit Hutang karena masalah yang ada sekarang dengan jumlah hutang 150 Miliard dollar USA saja sudah tidak terpecahkan karena sebagian besar dana yang ada harus dibayarkan untuk membayar hutang.
Penyelesaian persoalan di Indonesia sebaiknya saat ini tidak lagi dilihat dari kaca mata menuju Indonesia sejahtera tetapi dari pandangan mereduksi atau meminimalkan kerusakan dan kehancuran yang ada.
Tanpa pengurangan hutang saja sudah hampir pasti kondisi Indonesia dilihat dari segi kemanusiaan akan menghadapi situasi yang semakin memburuk. Pemberian pinjaman atau bantuan yang sedikit saja juga tidak akan mampu memperbaiki keadaan yang ada karena kerusakan yang ada demikian luas dan merata.diseluruh Nusantara.
II.Program rehabitasi kerusakan kerusakan yang ada.
Program rehabilitasinya sudah pasti harus sustainable dan menggerakan kehidupan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. oleh karenanya gambaran kondisi Indonesianya harus jelas dalam waktu 3 hari ini.
1. Peluang yang ada:
dan 61558; Dunia International sudah menyatakan siap membantu
dan 61558; Solidaritas masyarakat Indonesia dan dunia demikian luar biasa
dan 61558; Masyarakat makin sadar ketika Allah SWT punya kehendak maka tidak ada lagi yang sanggup menghalangi sehingga timbul sebuah kesadaran baru
2. Ancaman yang mengganggu:
dan 61558; Persepsi bahwa Indonesia negeri tempatnya para koruptor.
dan 61558; Persepsi dimasa lalu bahwa adanya pelanggaran HAM yang belum tuntas.
dan 61558; Harga BBM yang akan naik.
dan 61558; Terorisme
dan 61558; Kejahatan Narkotika
dan 61558; Khusus Aceh potensi Gsa.
3. Kekuatan:
dan 61558; Potensi minyak dan tambang lainnya.
dan 61558; Penduduk yang 100 juta orang mungkin bisa digerakan untuk berbagai kebutuhan termasuk bekerja diluar negari.
dan 61558; Daerah pariwisata yang luar biasa Indah.
dan 61558; Tidak pernah mengkir hutang sehingga bangsa yang bertanggung jawab
4. Kelemahan:
dan 61558; Hutang luar negeri yang menyedot dana dana yang ada.
dan 61558; Kemiskinan dan pengangguran.
dan 61558; Masih kuat piliticingnya.
dan 61558; Kuatnya keraguan untuk berani mengoper alih tanggung jawab pada saat kondisi darurat sehingga terkesan lambat.
dan 61558; Elit Indonesia masih belum rekonsiliasi secara total
Prioritas yang harus dilakukan adalah agar dalam waktu yang tidak lama kita sebagai bangsa harus segera mengubah perilaku dan budaya sehingga lebih peka dan bertanggung jawab. Kata kata bahwa untuk apa datang ke Aceh jika hanya sehari atau du hari adalah cerminan dari kesadaran “jangan lagi lah mengekploitasi penderitaan dan segeralah bertindak cepat”. Kata kata tidak akan muncul jika departemen departemen terkait buka 24 jam dan melakukan mobilisasi maksimal baik menggunakan angkutan udara, laut dan darat.
Fokus dalam 5 X 24 jam kedepan barangkali dengan mempercepat gerakan dilapangan dan membuka pintu terhadap seluruh bantuan yang akan datang baik dari dalam negeri dan luar negeri adapun usulannya lainnya adalah:
1) Mengusahakan pencarian jenasah dan penguburannya penguburan.dalam waktu semakin singkat karena sudah 8 X 24 jam.
2) Membangun akses, jaringan komunikasi, dapur umum dan meningkatkan distribusi makanan dan obat obatan kedaerah daerah yang lebih luas.
3) Hidupkan pemerintahan dan perdagangan lagi serta distribusi pasar.
4) Membuat peta kerusakan, orang hilang, orang selamat, orang tua, anak anak dan daftar yang jelas kemana saja anak anak
Kesadaran membangun krisis center telah dikumandangkan sejak kebakaran hutan Kalimantan pada 1997 sehingga ketika awal terjadinya bencana ini juga telah disampaikan oleh berbagai pihak bahwa pengirimanan bantuan pasti numpuk di posko posko dan ternyata kejadian. Ekpose kerusakan akibat bencana di Aceh secara International tidak terjadi secara maksimal sampai hari ketiga sehingga begitu didapatkan bahannya dan disebarkan dengan menggunakan berbagai jaringan barulah dunia menyadari bahwa bencana yang paling parah ada di Indonesia. Kesadaran ini baru terjadi setelah hari keempat akibatnya focus dunia ketika itu adalah Srilangka. Seiring dengan mulai terbangunnya kerjasama dan kesadaran missal maka mulai hari kelima bantuan international mulai mengalir ke Indonesia.
Jangan lagi fakta fakta ini hanya untuk diperdebatkan tetapi mari kita lihat sebagai sebuah hal yang harus kita perbaiki. Presiden menugaskan Menko Kesra pada tanggal 30 Desember 2004 agar segera tinggal di Aceh sekaligus di dorong mobilisasi TNI untuk melakukan tindakan tanggap darurat atau penyelamatan. Dilapanganan pun terjadi restrukturisasi penanganan dan pada tanggal 2 january 2005 Menlu Hasan Wirayudha menyampaikan hasil kerjanya di Metro TV sehingga arah dari proses ini makin jelas.
Tindakan Wapres Yusuf Kalla yang berani naik helicopter tanpa fasilitas yang memadai perlulah dihargai. Begitu juga tindakan Kol Gerhan Lantara yang menyampaikan pesan dari lapangan perlu juga menggugah kita semua dengan sikap patriotismenya” yang mengatakan tolong sampaikan kepada Penglima bahwa ia masih hidup dan keperluan masyarakat seperti yang disampaikannya”
Saya sangat yakin masih banyak patriot patriot yang tidak tersebut disini tetapi mereka telah menunjukan keberanian dan kegigihannya dalam menyelamatkan banyak hal di daerah bencana. Para relawan telah mengalir ke Aceh dan bekerja sangat keras untuk menyelamatkan keadaan. Begitu juga berjuta juta rakyat Indonesia di berbagai daerah bukan hanya turut prihatin dan bersedih saja tetapi juga berusaha semampunya untuk meringankan saudaranya di Aceh. Ini adalah modal social yang muncul saat ini.
Janganlah modal social ini di nodai dengan berbagai intrik atau tindakan tindakan yang tidak terpuji termasuk menyebar issue isue yang hanya akan merusak kondisi yang ada sekarang ini.
Gambaran telah disampaikan dan berbagai pihak telah menyampaikan pikiran pikiran cerdasnya serta bantuan yang tidak kecil maka sekarang langkah didalam negerinya adalah harus segera melakukan mobilisasi seluruh kekuatan yang ada. Baik mulai dari relawan kemanusiaan, phycokolog, ahli ahli konstruksi, pengusaha, ahli manajemen, professional lainnya serta TNI Polri dengan seluruh Departeman yang ada agar persoalan di Aceh khususnya dan penanganan bencana yang ada di Indonesia di selesaikan secara sistimatis, cepat dan terukur.
Sambil yang lainnya focus mengurus bencana Aceh dan rehabilitasi bencana yang lainnya maka pajebat pejabat Negara lainnya segera bergerak menyelesaikan tugas tugas strategisnya.
Silakan ditindak lanjuti tugas tugas prioritasnya agar dalam 6 bulan wajah dan opini masyarakat dunia International termasuk masyarakat Indonesia sendiri telah berubah menjadi lebih baik.
Walaupun hampir pasti kita sulit untuk menyelesaikan seluruh persoalan ini dalam 5 tahun tetapi sebaiknya dalam 6 bulan sudah terjadi perubahan yang besar dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Ada usulan agar ketika seluruh umat Islam berkumpul di padang Arrafah supaya dilakukan shalat Ghaib untuk para korban bencana Aceh dan bencana alam lainnya di dunia. Supaya jangan terkena bencana terus maka tidak salah jika bangsa Indonesia melakukan taubat Nasuha dan merubah perilakunya.
III.Jangan bermain main dalam penyelematan akibat bencana bencana ini:
Penyelamatan dari dampak bencana Aceh ini dilihat, diperhatikan, dirasakan, melibatkan dan dibantu sangat besar oleh berbagai pihak dalam negeri dan asing. Kegagalan pengelolaan penyelamatan bencana di Aceh akan berdampak terhadap NKRI.
Katakanlah pemerintah berhasil mengelola penyelamatan masyarakat di Aceh tetapi jika pada 31 propinsi lainnya pengelolaan kehidupan sehari harinya kacau maka persoalan baru akan menghadang karena kecemburuan, persoalan politik local, pertumbuhan perekonomian dll.
Dalam waktu yang tidak lama seluruh bangsa Indonesia akan merasakan bahwa pemerintahan Republik Indonesia bahkan masyarakat dunia sudah tidak mampu mengelola Negara kesatuan Republik Indonesia. Bukan tidak mungkin politisi politisi local akan bermain dengan Issue bahwa pemerintah pusat sudah tidak mampu dan tidak effektif sehingga lebih baik bernegara sendiri karena dengan mengelola wilayah yang lebih local dan homogen kemajuan akan lebih mungkin terjadi. Hati hati jangan lagi dianggap sebagai wacana tapi harus diantisipasi.
Soal konsentrasi ke Aceh juga dalam kurun waktu yang panjang harus dibuatkan mekanismenya karena jika tidak nanti hanya jadi perhatian utama sekarang saja. Kejadian pada wilayah bencana bencana terdahulu telah menjadi contoh yang nyata. Apa tindakan pasca kunjungan para pejabat Negara setelah satu bulan, 3 bulan ,6 bulan dst. Apakah terjadi rehabilitasi seperti keadaan semula atau makin baik kondisi infrastrukturnya pasca bencana dan setelah dibantu pemerintah.?
Kita harus menganggap bencana di Aceh ini bukan hanya untuk masyarakat di Aceh saja tetapi sebagai peringatan untuk bangsa Indonesia sehingga bangsa ini harus meresponsenya secara tepat dan benar.
V.Program yang peka terhadap masyarakat:
1. Kenaikan Harga BBM.
2. TPST Bojong.
3. Pedagang pasar Tanah Abang.
Program ini bukan soal kemampuan tapi soal kepekaan dan kepercayaan sehingga jika salah penangannya akan bikin soal baru yang luas.
V.Penutup
Tragedi kemanusiaan ini sebaiknya mengubah kelakuan seluruh bangsa agar lebih manusiawi dan berpikir selalu demi kebaikan orang banyak.
Jika pikiran ini tidak lengkap mohon dimaafkan tapi marilah dilengkapi dan disempurnakan dan yang paling penting dilaksanakan.
Tidak ada kata terlambat sehingga marilah kita mulai segera untuk berbuat lebih baik lagi.
Perubahan kesadaran dan perilaku menjadi lebih baik sudah pasti akan menurunkan tingkat kejahatan dan konflik konflik yang selama ini mewarnai kehidupan ini.
Mari kita berjuang saudara saudara Ku dengan ketawakalan , kerja keras dan kesabaran semoga bangsa Indonesia dijauhkan dari bencana bencana yang masih mengancam kehidupannya.
Kata Kuncinya mungkin konsolidasi dan kesadaran ,perubahan perilaku menjadi lebih baik dari bangsa Indonesia, kerjasama International dan tersedianya dana serta pembangunan yang sustainable yang dapat mengeluarkan negeri ini dari berbagai bencana ini.
Jakarta 2 January 2005.
Agus Muldya
Indonesia Crime Prevention Council.
========================================
Pengirim : adi
========================================