Tak bisa terungkap itu kata yang mabuk menenggak anggur darinya, dari sari senyumnya nan keras
Dari seseorang yang serasa terus menyebut namaku; mengafsun
Kertas kertas ku banyak yang kesepian tidak digerayangi symbol simbol grafik sekelumit bahasa
Tintaku masih penuh, seolah terisolasi setelah patah
hati
Hanya
Hanya terkadang tiba tiba angin – sebuah jamuan lain – merasuk
Membuat kata kata jadi racauan – sebelum angin mengenalkan diri lewat hembus halusnya bahwa ia hendak mengirimkan resi wanita yang itu …
Wanita yang … oah … karena iba , ikut gelisah menyaksikan ku diam seperti pohon tua yang kan reras (ketika angin pergi lagi, dedaunan telah berserakan di tanah)
Kampoes Kuningan, 03 Juli 2004
========================================
Pengirim : yulianto tito
========================================